Siti Atikoh :  Ganjar Pranowo Tidur di Rumah Warga Bukan Pencitraan

Sifi Masdi

Thursday, 25-01-2024 | 11:58 am

MDN
Ganjar Pranowo dan sang Istri Siti Atikoh [ist]

 

 

 

 

Banyuwangi, Inakoran

 

Istri calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti, membuka tabir tentang pendekatan unik yang diambil suaminya selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Berbeda dengan keraguan yang mungkin muncul, Atikoh menegaskan bahwa kunjungan dan tinggal rutin Ganjar di rumah warga bukanlah sekadar pencitraan atau  pertunjukan politik, melainkan upaya sungguh-sungguh untuk terhubung dengan rakyat.

 

Pernyataan itu disampaikan Atikoh dalam acara acara silaturahmi kebangsaan di Pendopo Yayasan Bumi Sroyo, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (24/1/2024).  Atikoh menekankan bahwa keterlibatan Ganjar dalam kehidupan rakyat sudah menjadi praktik selama satu dekade, melampaui Pilpres 2024 yang tengah mendekat.

 

BACA JUGA: Atikoh  Ganjar Ajak Pemilih Pemula Jeli Pilih Pemimpin Berdasarkan Rekam Jejak

 

Mengapa Mas Ganjar selalu menginap di rumah penduduk saat berkeliling ke berbagai daerah? Ini bukanlah akting politik; sudah sepuluh tahun ini dilakukan selama Mas Ganjar menjabat sebagai gubernur," ujar Siti Atikoh.

 

 

 

 

Menurutnya, keputusan Ganjar untuk tinggal di rumah warga didorong oleh keinginan tulus untuk memahami aspirasi dan kebutuhan rakyat yang ia layani.

 

BACA JUGA: Ganjar Ungkap Kunci Keluarganya Tetap Harmonis Selama Masa Kampanye

 

"Dengan pendekatan seperti itu, perjuangan, dan kehidupan sehari-hari masyarakat, apa yang dihadapi rakyat, semuanya menjadi sangat jelas bagi Mas Ganjar. Melalui percakapan informal, permasalahan nyata muncul di situ," papar Atikoh.

 

Sebagai mantan wartawan, Atikoh menyoroti bahwa keluhan petani tentang mahalnya dan sulitnya memperoleh pupuk menjadi lebih mudah diakses oleh Ganjar saat menginap di rumah warga. Dia menekankan pentingnya inisiatif pemerintah yang mendukung petani, merujuk pada kebijaksanaan Proklamator Indonesia, Soekarno.

 

"Bung Karno pernah menyatakan bahwa isu pangan adalah isu nasional, masalah hidup dan mati bagi bangsa. Jika kita ingin negara ini berdaulat dalam urusan pangan, kebijakan harus mendukung petani," ungkapnya.

 

BACA JUGA:  Sebut Pemilu 2024 Terburuk Sepanjang Sejarah, JK Nilai Jokowi Terlena dengan Kekuasaan

 

Melanjutkan argumennya, Atikoh menyarankan agar pemerintah harus membuat program subsidi dan mungkin menambah jumlah pabrik di Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor. Dengan langkah-langkah tersebut, Atikoh meyakini bahwa negara dapat mengatasi kekurangan dengan efektif dan memperkuat ketahanan pangan.

 



 

 

KOMENTAR