Skotlandia Tambah Daftar Panjang Negara yang Jatuh ke Jurang Resesi Akibat Pandemi Covid-19

Sifi Masdi

Friday, 21-08-2020 | 16:08 pm

MDN
Kawasan pariwisata di Skotlandia [ist]

Jakarta, Inako

 

Pandemi virus corona atau Covid-19  telah membawa sejumlah negara ke jurang resesi. Salah satu negara dari 15 negara yang masuk ke jurang resesi adalah Skotlandia. Sebelumnya sudah ada 14 negara yang tercatat  masuk jurang resesi seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, hingga Thailand.

 

Selama dua kuartal berturut-turut ekonomi Skotlandia juga turun signifikan pada periode April hingga Juni 2020, ditambah Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut juta tercatat mengalami penurunan. Ini merupakan dampak langsung dari pandemi Covid-19 di mana negara tersebut menenerapkan lockdown (penguncian wilayah) selama beberapa bulan.

PDB Turun 19 Persen

Kebijakan lockdown sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, mengakibatkan penurunan kinerja ekonomi dalam tiga bulan pertama atau kuartal I sebesar 2,5%. Angka PDB untuk April hingga Juni turun 19,7%.


Data ekonomi terbaru pemerintah Skotlandia memberikan angka bulanan sementara yang menunjukkan beberapa perbaikan pada bulan Juni, dengan peningkatan 5,7% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun, PDB tetap 17,6% di bawah level bulan Februari.

Sementara angka PDB baru bersifat sementara, data ekonomi terbaru dari pemerintah Skotlandia tersebut mengatakan: "Sifat penurunan output yang belum pernah terjadi sebelumnya ini dapat dibandingkan dengan krisis keuangan dan resesi pada tahun 2008 dan 2009, di mana PDB turun sekitar 4% selama 18 bulan."

 

Angka yang dirilis pekan lalu menunjukkan ekonomi Inggris mengalami kemerosotan terbesar dalam catatan antara April dan Juni, menyusut 20,4% dibandingkan dengan tiga bulan pertama tahun ini.

Dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas masyarakat, pada bulan Juni lalu Skotlandia mencabut kebijakan lockdown. Tetapi Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon, mengakui, meski  lockdown sudah dicabut, tetapi beberapa sektor masih ditutup, antara lain, ritel dan perhotelan.

 

"Angka-angka tersebut menunjukkan skala tantangan ekonomi yang kita hadapi," kata Sturgeon, dikutip dari BBC News.
 

 

KOMENTAR