Soto Betawie Legendaris Inan Kumis Sejak Tahun 1993 Sampai Kini Masih Bertahan Walaupun Redup Dikala Badai Corona Menghantam

Hila Bame

Wednesday, 24-06-2020 | 17:33 pm

MDN
Pasutri mpo Irawati (38) & Olen (40) Pegusaha Soto Inan Kumis

Ciputat, Inako

 

"Suka, tak tertandingi ini baru asli Soto Betawi, mantap nikmat dan harganya pun sangat terjangkau, pelayanannya sangat ramah bisa dibawa pulang dan bisa diantar" komentar banyak orang terkait kuliner favorit mereka. 

Caption

Keberlangsungan sebuah entitas (the sustainability of a business)  menempatkan promosi sebagai strategi, meski menurut Hermawan Kertajaya (MarkPlus Consulting) bisnis yang dijalankan dengan baik akan menghasilkan "kualitas" dari produk  maupun jasa pelayanan.

Promosi bukan sekedar menerbangkan flyer ke seluruh penjuru kota, tetapi experience pelanggan adalah promosi pada dimensi yang lain bahkan masuk dalam kawasan pasar yang lebih luas. 

baca juga:  

Tukang Cuci Piring Di Restoran Yang Menjadi Pengusaha Restoran Hararu Tei

 

Kalau tidak (kualitas), masih menurut pakar marketing asal Indonesia itu,  akan ada dua pilihan. Pertama pelanggan akan meninggalkan Anda. Kedua, Anda akan tetap mendapatkan pelanggan, tetapi dari segmen price oriented.  Mereka cuma membeli "harga" bukan kualitas. 

 Pelanggan Soto/Sop Betawi Inan Kumis dan usianya kini 27 tahun sejak berdiri pada 1993 silam.

Soto Betawi Inan Kumis beralamat di Jl. RE Martadinata, Ciputat, Tangerang Selatan. 

Berdiri sejak 1993 dan bertahan hingga kini.  Usianya telah 27 tahun tentu  memiliki lika-liku sejak dikelola orang tua dan sekarang telah diwarisi kepada anak untuk melanjutkan usaha. 

Simak kawasan Bisnis Tangerang

 

Bertahan dalam hampir tiga dekade bukanlah perkara mudah untuk mempertahankan pelanggan agar tidak berpindah dilain hati (warung soto). Bisa banyak yang bermunculan tidak sedikit juga yang lempar handuk, akibat kalah bersaing dalam rasa, pelayanan serta keramahan yang menjadi variabel dari ekosistem warung soto. 

Kepada Inakoran.com, Inan bercerita pertama kali membuka warung Soto/Sop Betawi dijual dengan harga Rp3000, kata Inan Kumis (65) perintis usaha Sop/ Soto Betawi di bilangan Ciputat  Selasa(23/6/2020).

 

Tamu warung Soto/Sop Betawi, masih cerita Inan, dari berbagai daerah Jabodetabek yang kebetulan lewat dan warga sekitar yang telah merasa cocok dengan olah sotonya.  Soto Inan Kumis dibandrol dengan Rp28. ribu/porsi. 

Ia juga melayani penjualan secara daring via aplikasi Go-food dan juga Go-send menandai perubahan model bisnis dari offline bertransfomasi ke online.  Transformasi model bisnis sesungguhnya bukan suatu penghalang kecuali  covid19 sedikit banyak mempengaruhi laju usahanya. 

  "Rasanya beda, bener bener bikin ketagihan kalo sudah makan soto + nasi disini" tutur Kopral (40).

"bisa nambah sampe 3 piring nasi saya om kalo sudah makan disini" pungkasnya  sambil terkekeh.  Testimoni atau kesaksian Kopral adalah,  rating pada zaman NOW, dimana ulasan pelanggan menajdi petunjuk awal, ketika banyak orang mem-browsing tempat kuliner paling enak misalnya.

Keja keras pelaku usaha resto dalam mempertahankan pelangganya sama dengan umur panjang bagi entitas tersebut. 

Sekarang usaha ini diwariskan kepada anaknya Pasutri mpo Irawati (38) & Olen (40).  Keduanya adalah pengusaha muda yang bertarung dalam persaingan sengit warung makan soto. Pengalaman 27 tahun Soto Inan Kumis dalam berdagang  bisa jadi modal utama kedua pasangan ini  yang mengumpulkan omzet pada kisaran RP 800 ribu hingga sejuta/hari ketika corona mengepung umat manusia di muka bumi.

Berbeda pada hari-hari normal sebelum corona,  warung Soto Inan Kumis bisa mengumpulkan omzet mencapai 3 -  Rp4 juta/hari. 

Olen berharap bisa menangguk omzet   seperti dulu, jika kondisi kembali normal seperti harapan banyak orang di negeri ini. 

"alhamdulillah masih ada penjualan, meski melorot jauh"  tutup Olen. 

Aldi inako

KOMENTAR