Sri Mulyani Akui Ekonomi Indonesia Tak Tahan Hadapi Resesi

Sifi Masdi

Thursday, 03-09-2020 | 15:53 pm

MDN
Menkeu Sri Mulyani [ist]

 

Jakarta, Inako

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan resesi ekonomi akan ditentukan pada perkembangan ekonomi pada di kuartal III-2020. Secara teknikal, resesi ekonomi terjadi bila dalam dua kuartal secara berturut-turut pertumbuhan ekonomi mengalami negatif.

BACA JUGA: Lionel Messi Bisa Tinggalkan Baercelona Dengan 100 Juta Euro

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97% year on year (yoy). Namun pada kuartal II-2020  pertumbuhan minus 5,32% yoy. Dengan demikian resesi ekonomi akan ditentukan oleh realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020.

BACA JUGA: 

Merdeka Belajar, Merdeka dari Perangkap Kemiskinan

 

Mengacu oada perkembangan ekonomi selama dua bulan berturut-turut selama kuartal III-2020, Sri Mulyani pun akhirnya angkat bicara bahwa ekonomi Indonesia tidak bisa menahan resesi ekonomi di tahun ini. 

BACA JUGA:  Anda Tertarik dengan Deposito, Cek Bunga Tertinggi yang Ditawarkan Bank Ini

“Di kuartal III-2020 masih mengalami negative growth, bahkan di kuartal IV-2020 masih dalam zona sedikit di bawah netral,” ujar Menkeu Sri Mulyani dalam Rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Rabu (2/9).

 

Menurut Menkeu, tahun ini menjadi periode yang sulit  bagi ekonomi Indonesia baik dari sisi konsumsi, investasi, maupun perdagangan. Ia memprediksikan hingga akhir tahun 2020, kemungkinan tumbuh di rentang minus 1,1% sampai 0,2%.

BACA JUGA: BPS Catat Deflasi 0,01 % Agustus 2020

Tapi Sri Mulyani menambahkan, bila ekonomi Indonesia berada di level 0,2% tahun ini, maka sudah terjadi recovery di kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 dari realisasi di kuartal II-2020.

KOMENTAR