STIA Mataram Cegah Radikalisme Masuk Kampus

Inakoran

Friday, 04-05-2018 | 02:36 am

MDN
Kegiatan Akreditasi Program Studi Administrasi Nia

ong>Mataram, Inako –

Sekolah Tinggi Ilmu Adimistrasi (STIA) Mataram berupaya mencegah paham radikal masuk kampus dengan cara membentengi mahasiswanya dari pengaruh paham tersebut karena berpotensi membahayakan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menurut Ketua STIA Mataram Syaumudinsyah, upaya pihak kampus telah dilakukan sejak lama, karena menyadari betapa besar bahaya paham itu jika merasuki pikiram para mahasiswa.

"Kami sudah memulai sejak dulu, terutama kepada mahasiswa baru diberikan bekal tentang bahaya terorisme dan hal-hal yang berkaitan dengan radikalisme," katanya, saat apel memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Mataram, Rabu (2/5/2018).

Terkait upaya pencegahan itu, pihak STIA Mataram gita melakukan kegiatan yang dapat membangun "soft skill" para mahasiswa yang dimotori Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan unit kegiatan mahasiswa di kampus itu.

Selain itu, juga melakukan pengajian rutin di musala yang diselingi dengan siraman rohani sehingga membuka cakrawala berpikir mahasiswa tentang perlunya membentengi diri agar tidak tersusupi hal-hal bersifat intoleran dan paham radiklasme.

Menurut Syaumudinsyah, Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman agama, suku dan budaya.

Oleh sebab itu, bapak bangsa Indonesia (Founding Fathers) menyepakati Pancasila sebagai ideologi karena menyadari bahwa Republik Indonesia tidak hanya ada umat muslim, tapi ada juga penganut kepercayaan lainnya.

"Kami selalu berpesan kepada mahasiswa agar selalu memelihara NKRI dalam bentuk toleransi dan keberagaman. Ibarat pelangi, warnanya bermacam-macam tapi sangat indah dipandang," ujarnya.

Lebih lanjut, Syaumudinsyah menambahkan di dalam pengembangan sumber daya manusia itu sendiri, terlebih pendidikan tinggi memegang peranan kunci. Hal itu disebabkan dalam pendidikan tinggi terdapat keharusan melakukan riset untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan manusia Indonesia dan dunia.

"Keharusan perguruan tinggi melaksanakan riset serta inovasi semakin penting dalam situasi sosial yang penuh disrupsi di era Revolusi Industi 4.0," ucap Syaumudinsyah, membacakan sambutan Menristekdikti H Mohamad Nasir.

 

Baca juga :




PMII Mamuju Ingatkan Mahasiswa Soal Gerakan Radikal Masuk Kampus

Menteri Nasir: Radikalisme di Perguruan Tinggi Berkurang

TAG#Ntb, #Radikalisme, #Mataram, #Stia

166097133

KOMENTAR