Studio Seni Kollaken Keramik Menggelar Pameran Karya Seni Keramik

Timoteus Duang

Thursday, 20-10-2022 | 12:49 pm

MDN
Pengunjung berpose dengan Ibu Yetti V. Tamsil, pendiri dan guru di Galleri Seni Kollaken Keramik dalam pembukaan pameran karya seni keramik pada Rabu (19/10/2022).

 

JAKARTA, INAKORAN.COM

Studio Kolekan Keramik menggelar pameran karya seni keramik dengan tema “Soil to Soul, Beauty in Imperfection” di d’Gallery, Jalan Barito I No. 3 Jakarta Selatan. Pameran yang dibuka pada Rabu (19/10/2022) ini akan terbuka untuk umum pada 20-23 Oktober 2022.

 

Dalam pameran ini ditampilkan karya-karya seni milik guru dan maestro karya seni keramik Yetti V. Tamsil dan juga karya tangan para seniman keramik yang sudah lebih dahulu berpulang.

Selain itu ditampilkan pula karya seni para seniman keramik yang menamakan diri The Mag8. Para seniman itu adalah Dian Firtasari, Dyah Prastyorini, Julia Jahya, Haany Soedibjo, Yenee Krisnandari, Niken Vijayanti, Tianty Trisna Dewi, dan Wikaningtias.

Menurut Yetti V. Tamsil, guru dan pendiri studio ini, krisis moneter yang melanda yang terjadi pada tahun 1998 menjadi salah satu peristiwa penting bagi lahirnya studio seni keramik ini.

“Jadi pada tahun 98 itu lagi terjadi krisis moneter. Itu memberikan kesempatan pada kita untuk mencari sesuatu yang baru untuk dipelajari. Saya berkesempatan belajar keramik dari seorang seniman besar yang namanya Lim Kem Sin.”

“Kemudian tahun 99, kami membuka studio kolekan, yaitu saya bersama almarhum Ibu Wati yang merupakan partner saya yang saya ketemu ketika sama sama belajar keramik pada guru tersebut.”

 


Baca juga

Kemeriahan Tarian Caci Perayaan HUT Ke-27 Paroki Taman Galaxy Bekasi


 

Dalam kurun waktu 23 tahun sejak didirikan pada tahun 1999, studio ini menghasilkan ribuan seniman dengan spesialisasi karya seni keramik.

Salah satu di antaranya adalah Mbak Haany Soedibjo, satu dari 8 seniman yang karyanya dipamerkan dalam pameran ini. Kepada kami, Mbak Haany memperkenalkan Bowls of loving dengan filosofinya yang mendalam.

“Ini namanya Bowls of loving. Kalau secara filosofis, ketika manusia dilahirkan ke dunia, manusia dibekali sebuah mangkuk yang akan terisi dengan berbagai buah hasil dari pengalaman, perbuatan dan pemikiran yang diambil sesuai jalan hidupnya." 

"Deburan ombak di laut mencerminkan sifat dasar hakiki manusia, ada baiknya dan  ada pula buruk. Di kehidupan yang hiruk-pikuk dan penuh dengan keegoisan, di mana manusia tidak saling peduli, acuh tak acuh, sibuk mencari kepentingan dunia, isilah mangkuk itu dengan kebajikan. Tumbuhkan terus kasih  sayang, rasa peduli dan saling berbagi dengan sesama."

Selain Bowls of Loving karya Mbak Haany Soedibjo, dalam pameran ini juga ditampilkan satu seri karya seni yang membentuk kata “Love,” karya Sang Maestro Ibu Yetti Tamsil. 

Melalui seri karya itu, Ibu Yetti menginspirasi kita untuk mengisi mangkok kosong yang kita bawa sejak lahir itu dengan cinta.

 


Baca juga

Gelar Pameran Dagang, Pemerintah Dorong Peningkatan Kinerja Ekspor Nasional


 

“Kebetulan kali ini saya memamerkan 4 karya ini yang membentuk satu seri. Bisa dilihat ni tulisannya apa. Love. Kenapa Love karena Love itu dibutuhkan oleh semua manusia.”“Dengan love kita punya power sendiri. Bisa mengatasi masalah apapun dengan baik. Ini juga yang mendasari kenapa saya bisa mempunyai murid delapan ini karena kita juga sharing ilmu itu dengan penuh cinta.”

Tidak semua karya seni ini bisa dijual dan dibeli dengan uang. Salah satu alasannya ialah karena proses kreatifnya sangat mahal dan tak ternilai.

Akan tetapi, jika ada seniman yang bersedia menjual karya-karya mereka, diharapkan agar patokan harganya sesuai dengan mahalnya proses kreatif di balik karya yang dijual itu.

“Kalau mau dijual, saya bilang ke murid-murid, jangan dihargai terlalu murah. Bukan karena sombong, bukan karena ingin uangnya banyak, tapi kita harus menghargai bagaimana proses membuat satu kramik ini, sangat panjang, sangat membutuhkan inspirasi, keterampilan, imajinasi juga,” ungkap Ibu Yetti.

 

KOMENTAR