Tekanan Terhadap Rupiah Berlanjut: Berada di Posisi Rp 16.126/US$

Sifi Masdi

Tuesday, 14-05-2024 | 10:50 am

MDN
Rupaih Vs Dolar AS [ist]


 

 

Jakarta, Inakoran

 

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (14/5/2024) masih melemah.  Menurut data Refinitiv rupiah bergerak di posisi  Rp16.125 per dolar AS, melemah 49,50 poin atau 0,31%. Indeks dolar AS naik 0,05% ke level 105,27. Sementara pada penutupan perdagangan Senin, rupiah berada di posisi  Rp16.081 per dolar AS.

 

Pelemahan ini merupakan lanjutan dari tekanan yang telah berlangsung, seiring dengan sikap wait and see pelaku pasar yang menantikan rilis data inflasi AS pekan ini.

 

Investor global saat ini berada dalam ketidakpastian, menunggu pengumuman data inflasi AS yang dijadwalkan rilis pada Rabu, 15 Mei 2024. Data inflasi ini menjadi sorotan utama pasar global karena akan mempengaruhi arah kebijakan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

 


 

BACA JUGA: 

Peluang Saham AKRA, CPIN, ELSA, dan MARK Hasilkan Cuan Hari Ini 

Rekomendasi Saham Pilihan Hari Ini: Selasa, 14 Mei 2024 

Lippo Karawaci Jual Saham Siloam 1,35 Lembar:  Senilai Rp 3,85 Triliun

Rupiah Bergerak Melemah Tipis: Berada di Posisi Rp 16.077/US$

 


 

Pada periode Maret 2024, inflasi AS tercatat mencapai 3,5% secara year-on-year (yoy). Sementara itu, inflasi inti, yang menjadi perhatian utama The Fed, tercatat lebih tinggi dari perkiraan konsensus yang memprediksi angka 3,7% yoy, namun realisasinya mencapai 3,8% yoy, sama seperti bulan sebelumnya.

 

 

 

Jika data inflasi menunjukkan pelonggaran, optimisme untuk pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan meningkat. Sebaliknya, jika inflasi tetap tinggi, The Fed mungkin akan mempertahankan kebijakan suku bunga yang lebih ketat.
 

Selain itu, beberapa pejabat The Fed dijadwalkan memberikan pernyataan pekan ini. Komentar mereka mengenai kondisi makroekonomi dan pandangan terhadap kebijakan moneter ke depan sangat dinantikan oleh pasar. Pelaku pasar akan mencermati apakah mayoritas pejabat The Fed menunjukkan kecenderungan dovish atau tetap konsisten dengan sikap hawkish mereka berdasarkan data ekonomi dan ketenagakerjaan saat ini.

 

Dengan demikian, pasar global dan domestik saat ini berada dalam suasana menunggu dan melihat, dengan harapan mendapatkan petunjuk lebih jelas tentang arah kebijakan moneter AS dan dampaknya terhadap nilai tukar rupiah.

 

 

KOMENTAR