Tidak Hanya Perizinan Investasi, Mudahkan juga Investor Jalankan Usaha
JAKARTA,NAKORAN
PEMERINTAH terus berupaya meningkatkan investasi guna mengejar target pertumbuhan ekonomi di atas 5% setiap tahun.
Hal ini dilakukan dengan mempermudah persyaratan dan perizinan yang diperlukan investor dalam menanamkan modal di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim saat ini pemerintah telah mendapatkan potensi investasi senilai US$ 30 miliar atau setara Rp 467,7 triliun (kurs Rp 15.593 per US$).
BACA:
Pengamat : Partai Besar Punya Peluang Menentukan Capres
Dia bilang potensi aliran modal itu masuk di berbagai sektor industri.
Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menilai sudah banyak perubahan yang terjadi dalam konteks kemudahan berinvestasi di Indonesia.
"Sudah ada perubahan berbagai fasilitasi investasi, sudah dimudahkan seperti adanya one stop services yang mulai dijalankan dan terus diperbaiki," terangnya.
Menurutnya, investasi tidak hanya berkutat soal kemudahan dan fasilitasi yang didapat investor ketika hendak menanamkan modal di Indonesia. Pemerintah juga patut mempertimbangkan kemudahan yang diberikan pada investor ketika menjalankan usaha.
"Investasi ini bukan hanya masalah ketika datang tetapi juga secara umum adalah bagaimana iklim yang baik terlihat bukan hanya ketika orang mau masuk menaruh uangnya tetapi juga ketika mereka menjalankan usahanya," tandasnya.
baca:
Menko Airlangga: Kita butuh 9 Juta Tenaga Kerja Ekspert Digital
Yose menegaskan pemerintah perlu memberikan jaminan kemudahan menjalankan usaha terhadap para investor.
Ia mencontohkan masalah kemudahan memperoleh tenaga kerja.
Hal itu patut diperhatikan ketika tidak tersedia tenaga kerja lokal yang sesuai dengan kebutuhan usaha sehingga harus mendatangkan dari luar negeri.
"Hal-hal seperti itu berpengaruh tentunya dan akan menjadi pertimbangan. Cuma kalau gampang masuknya, diberikan fasilitasi, tetapi kemudian operasionalnya susah.
Kemudahan dalam melakukan suplai bahan baku dari luar negeri, bahan antara dari luar negeri," pungkasnya.
Biaya logistik dan Birokrasi
Ekonom INDEF Eko Listiyanto mengatakan memang ada beberapa kendala yang bikin investor malas masuk ke Indonesia.
“Pembenahan masih perlu terus dilakukan, terutama biaya logistik yang masih mahal, efisiensi dan kecepatan birokrasi, SDM siap kerja untuk mengisi kebutuhan di berbagai industri tersebut,” kata Eko saat berbincang hari ini (8/12).
Dia menambahkan, ada juga hambatan dari daerah. Meskipun pemerintah pusat terus mendorong daerah untuk proaktif, ternyata masalah perizinan di daerah masih ditemui.
Salah satu faktor yang membuat Indonesia menarik di mata investor adalah kondisi perekonomian yang tangguh di tengah krisis global.
Pertumbuhan Indonesia diperkirakan masih positif, INDEF dengan proyeksi 5,1% .
"Selama Indonesia bisa mengoptimalkan laju positif pemulihan ekonomi domestik sebenarnya risiko resesi tahun depan bisa dihindari,” tandas Eko. (*)
TAG#AIRLANGGA, #INVESTASI, #FINANCIAL, #MONETER
182239297
KOMENTAR