Tips Kesehatan: Menaiki Tangga Setiap Hari Akan Meningkatkan Kesehatan Mental Saat Pandemi

Binsar

Wednesday, 09-12-2020 | 16:35 pm

MDN
Ilustrasi

 

 

Jakarta, Inako

Kegiatan sehari-hari seperti menaiki tangga atau sekadar berjalan kaki ke toko lingkungan dapat secara signifikan meningkatkan kesejahteraan pribadi kita selama masa pandemi, terutama pada orang yang rentan terhadap gangguan kejiwaan.

Ini adalah fakta yang terkenal bahwa olahraga meningkatkan kesejahteraan fisik dan kesehatan mental, tetapi sejauh ini pengaruh aktivitas sehari-hari terhadap kesehatan mental seseorang hampir tidak pernah dipelajari. Misalnya, belum jelas struktur otak mana yang terlibat.

Sekarang para peneliti dari Karlsruhe Institute of Technology (KIT) dan Central Institute of Mental Health (CIMH) di Jerman telah mempelajari daerah otak yang memainkan peran sentral dalam proses ini. "Menaiki tangga setiap hari dapat membantu kita merasa terjaga dan penuh energi. Ini meningkatkan kesejahteraan kita," tulis penulis dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances.

ilustrasi

 

"Saat ini, kami mengalami pembatasan kuat dalam kehidupan publik dan kontak sosial yang dapat mempengaruhi kesejahteraan kami. Untuk merasa lebih baik, menaiki tangga lebih sering mungkin membantu," kata Profesor Heike Tost dari CIMH di Mannheim, Jerman.

Untuk mencapai kesimpulan ini, 67 orang menjadi sasaran penilaian ambulan untuk menentukan dampak aktivitas sehari-hari terhadap kewaspadaan selama tujuh hari. Ditemukan bahwa orang-orang merasa lebih waspada dan lebih berenergi langsung setelah aktivitas.

Kewaspadaan dan energi terbukti menjadi komponen penting dari kesejahteraan dan kesehatan psikis para peserta. Analisis ini digabungkan dengan tomografi resonansi magnetik di CIMH untuk kelompok lain yang terdiri dari 83 orang.

"Ditemukan bahwa 'subgenual cingulate cortex', bagian dari cerebral cortex, penting untuk interaksi antara aktivitas sehari-hari dan kesejahteraan yang efektif," tulis para penulis.

Di wilayah otak inilah emosi dan ketahanan terhadap gangguan kejiwaan diatur. Para penulis mengidentifikasi wilayah otak ini sebagai "korelasi saraf" yang menentukan yang menengahi hubungan antara aktivitas fisik dan energi subjektif.

 

"Orang-orang dengan volume materi otak abu-abu yang lebih kecil di wilayah ini dan risiko gangguan kejiwaan yang lebih tinggi merasa kurang penuh energi ketika mereka tidak aktif secara fisik," kata Tost.

"Namun, setelah aktivitas sehari-hari, orang-orang ini merasa lebih terisi dengan energi daripada orang dengan volume otak yang lebih besar."

Profesor Andreas Meyer-Lindenberg, Direktur CIMH, mengatakan: "Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari bermanfaat bagi kesejahteraan, terutama pada orang yang rentan terhadap gangguan kejiwaan".

KOMENTAR