Warga AS Pilih Konsumsi Daging Babi Ketimbang Ayam sebagai Imbas Perang Dagang

Sifi Masdi

Wednesday, 14-11-2018 | 11:22 am

MDN
Ilustrasi daging ayam [ist]

Washington, Inako

Warga Amerika Serikat kehilangan selera terhadap ayam dan makan lebih banyak daging sapi atau daging babi setelah perang dagang mengurangi ekspor daging babi AS ke Cina dan Meksiko. Pengurangan ekspor ini membuat daging dan iga menjadi lebih murah di AS.

Penghentian ekspor daging babi dan sapi AS berkontribusi pada perubahan diet dengan meningkatnya pasokan daging babi dan daging sapi, seperti dilaporkan dari Reuters (13/11/2018).

Restoran mulai mempromosikan hamburger daripada ayam, sementara toko kelontong memiliki stok daging babi yang melimpah.

Bill Roenigk, seorang ekonom pertanian dan konsultan untuk Asosiasi Ayam Nasional mengatakan sektor ayam umumnya akan kehilangan pendapatan atau stagnan pada kuartal keempat 2018.

Produsen ayam yang merugi karena meningkatnya konsumsi daging babi adalah efek perang dagang Trump, yang juga mengurangi pengiriman kedelai dan sorgum ke Cina.

"Dengan semua daging babi di pasar," kata Roenigk, "jumlah yang melimpah telah mempengaruhi permintaan konsumen untuk ayam."

Harga daging babi telah turun imbas dari tarif balasan sebesar 62 persen di Cina dan 20 persen di Meksiko.

Kraft Heinz, produsen daging babi yang memiliki merek dagang Oscar Mayer, telah memotong harga daging babi.

Departemen Pertanian AS memproyeksikan konsumsi per kapita ayam hanya akan naik sekitar 1,2 persen tahun depan, dibandingkan dengan kenaikan 4,3 persen untuk daging babi dan 2,6 persen untuk daging sapi.

Promosi di salah satu restoran seperti Wendy, yang menjual hamburger membantu mendorong permintaan daging babi dan daging sapi, menurut Asosiasi Sapi Peternak Nasional, sebuah kelompok industri.

Wendy mengatakan umumnya tidak menyesuaikan pemasaran berdasarkan perubahan jangka pendek dalam harga komoditas.

Namun, ritel restoran cepat saji merilis 54 hamburger baru hingga September tahun ini, naik sekitar sepertiga dari tahun lalu, menurut survei sekitar 75 ritel oleh Datassential, yang menganalisis tren menu. Sementara produk ayam turun 14 persen, kata Datassential, yang juga melaporkan penurunan hidangan daging babi baru.

"Pergeseran dari ayam menjadi daging sapi dan babi jauh lebih jelas daripada yang dibayangkan siapa pun," kata Heather Jones, managing director untuk perusahaan investasi Vertical Group.

Permintaan yang lebih rendah bulan ini mendorong harga untuk dada ayam di AS memasuki angka terendahnya beberapa pekan terakhir, menurut indeks dari perusahaan jasa makanan ArrowStream.

Persediaan ayam di fasilitas penyimpanan mencapai rekor lebih dari 959 juta pound pada akhir September, menurut data Departemen Pertanian Amerika Serikat, sementara persediaan daging sapi dan babi di penyimpanan sekitar 2 persen dan 10 persen di bawah angka yang tercatat pada 2016 dan 2015.

 


 

KOMENTAR