AH: Inflasi Diprediksi Masih Terkendali Hingga Akhir Tahun
JAKARTA, INAKORAN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto atau AH, memproyeksikan inflasi tahun 2022 akan berada dalam rentang 4% - 4,8%. Optimisme ini diamini oleh Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman.
Menurutnya, inflasi sampai akhir tahun ini diperkirakan berada pada angka 4,6%. "Pemerintah proyeksi di 4 - 4,8% kan ya? Jadi sudah in-line dengan view kami yang 4,6% di akhir 2022 ini," ujarnya saat dihubungi, hari ini.
Faisal mendasarkan pandangannya pada analisis sektor eksternal akan tetap tangguh meskipun masih ada ketidakpastian. Surplus barang pada neraca transaksi berjalan di 2H22 cenderung menyusut karena impor akan mengikuti ekspor seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi domestik.
Selain itu, tren peningkatan sebagian besar harga komoditas juga telah mereda di tengah kekhawatiran resesi global dan normalisasi moneter global yang lebih agresif, yang menyebabkan lesunya permintaan global.
"Hal ini dapat berisiko melemahnya kinerja ekspor di 2H22," lanjutnya.
BACA:
Pesan Gotong Royong dalam Karya Mural Soekarno & Patriot Bumilangit
Meski kinerja ekspor melemah, pertumbuhan impor diperkirakan akan tetap solid karena pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat terus meningkat berkat pelonggaran PPKM yang meningkatkan mobilitas dan permintaan masyarakat.
"Kami terus mempertahankan perkiraan neraca transaksi berjalan tahun 2022 untuk mencatat surplus kecil sebesar 0,03% dari PDB (vs 0,28% dari PDB pada tahun 2021)," pungkasnya.
Sebelumnya, Airlangga mengungkapkan keberhasilan Indonesia dalam menahan laju inflasi adalah buah dari berbagai kebijakan yang diambil pemerintah.
“Kita patut bersyukur, di tengah peningkatan inflasi berbagai negara, sebagaimana juga disampaikan Bapak Presiden sebelumnya bahwa inflasi Indonesia cukup terkendali. Terkendalinya inflasi kita saat ini salah satunya karena langkah kebijakan APBN mempertahankan harga energi domestik (shock absorber),” ucap Menko Airlangga.
Ketum Golkar itu juga mengungkapkan ada beberapa program dan upaya ekstra yang sedang dijalankan untuk tetap menjaga laju inflasi. Berbagai upaya itu diharapkan bisa terlaksana dengan baik.
"Beberapa hal yang perlu dijaga dan diantisipasi dalam pengendalian inflasi antara lain terkait peran yang dilakukan pemerintah melalui APBN untuk menahan harga BBM yang tentu menjadi tantangan di kuartal kedua," lanjutnya.
Diatas 5%
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat proyeksi proyeksi inflasi YoY INDEF diatas proyeksi pemerintah.
“Pertama, kita dihadapkan pada masih terjadi iklim mempengaruhi beberapa komoditas hortikultura, termasuk geopolitik global mempengaruhi komoditas pangan,pertanian, gandum, pupuk dan sebagainya. Ketika, administered price, itu tidak bisa dikendalikan, macam tiket pesawat, rokok dan BBM, nah BBM ini kan yang akan jauh lebih tinggi,” jelas Tauhid Ahmad.
Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi disebut faktor utama kenaikan inflasi. “Inflasi tinggi bahkan diatas 5% bisa terjadi kalau nanti pertalite dan solar dinaikkan. Saya kira memang tidak punya pilihan lain tetapi harus dipikirkan, masyarakat yang terkena dampak dari kenaikan inflasi tersebut.” jelas Tauhid.(*)
TAG#AH, #AIRLANGGA HARTARTO, #GOLKAR
188657275
KOMENTAR