Antisipasi Ancaman Gempa Sesar Opak di DIY, Kepala BMKG Minta Mitigasi Bencana Terus Dilakukan

Binsar

Saturday, 05-08-2023 | 08:20 am

MDN
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati meminta semua pihak terkait untuk tetap melakukan mitigasi dalam rangka mengatisipasi gempa yang bersumber dari Sesar Opak di DIY [ist]

 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati meminta semua pihak terkait untuk tetap melakukan mitigasi dalam rangka mengatisipasi gempa yang bersumber dari Sesar Opak di DIY.

Melalui siaran pers yang dikutip dari bmkg.go.id, Selasa (3/8) Dwikorita mengatakan, sumber gempa Sesar Opak memiliki magnitudo tertarget M6,6 dan sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dengan magnitudo tertarget M8,7 di selatan Jawa, masih terus aktif.

Dwikorita melanjutkan, gempa tersebut berpotensi terjadinya tsunami setinggi 8-10meter yang bisa menerjang pantai Selatan Jawa. Karena itu, menurutnya, pelatihan mitigasi kebencanaan kepada masyarakat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) harus terus dilakukan secara berkelanjutan. Langkah ini penting untuk terus meningkatkan ketangguhan yang berkelanjutan (sustainable resilience).

 

Ilustrasi

 

Usai pembukaan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023 di Royal Ambarrukmo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, belum lama ini, ia mengatakan bahwa sesar Opak yang merupakan sumber gempa dan jalurnya terletak di daratan itu memang aktif dan belum berhenti aktivitasnya.

Dwikorita memaparkan, Sesar Opak adalah patahan yang berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak. Panjang jalur sesarnya mencapai 45 kilometer di sepanjang aliran Sungai Opak.

Sungai Opak sendiri berhulu dari lereng Gunung Merapi, lalu mengalir ke selatan dengan muara langsung ke Samudra Hindia di Pantai Parangtritis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktivitas Sesar Opak sendiri pernah menyebabkan gempa bumi merusak pada 27 Mei 2006 yang menewaskan 6.234 orang.

Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan bahwa saat ini mulai tampak adanya gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak. Salah satunya adalah gempa dengan Magnituda 6.0 di Kabupaten Bantul 30 Juni 2023 lalu. Namun demikian, gempa tersebut hanya menyebabkan kerusakan ringan. Menurut Dwikorita, hal ini salah satunya berkat antisipasi struktur bangunan yang cukup baik di daerah Bantul.

 

 

Sebagai informasi, Kegiatan ARDEX 2023 ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Global Platform Disaster Risk Reduction (GPDRR) tahun lalu di Bali, di mana Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menggelar simulasi latihan penanggulangan darurat bencana. Selain itu, acara ini bertujuan untuk membangun kapasitas dan menjalin solidaritas kerjasama negara-negara ASEAN dalam kebencanaan.

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan ketangguhan sangat diperlukan. Negara-negara di ASEAN dapat saling bertukar nilai, ilmu, serta pengalaman terutama terkait kebencanaan yang melibatkan sipil-militer, menuju One ASEAN, One Response.

 

 

 

KOMENTAR