AS Gagal Bayar Utang, Kena Jebakan China
Jakarta, Inako
Informasi terkait Amerika Serikat (AS) berpotensi gagal bayar utang menjadi sorotan dunia iternasional. Maklum AS adalah raksasa ekonomi dunia. Sehingga persoalana apa saja terjadi di AS, terutama di bidang ekonomi, dipastikan akan menganggu keseimbangan ekonomi global.
BACA JUGA: Presiden Biden Bertemu DPR AS Bahan Ancaman Gagal Bayar Utang
Data dari Kementerian Keuangan menunjukkan per 31 Maret utang Amerika Serikat menembus US$ 31,45 triliun atau sekitar Rp 468.000 triliun (kurs RP 14.900/US$). Ini merupakan jumlah utang yang terbesar di dunia.
Lalu bagaiman rincian utang tersebut dan seberapa besar peran China terhadap utang tersebut?
Setelah dirinci, ternyata dari total utang tersebut, sebesar US$ 7,7 triliun dalam bentuk obligasi (Treasury) dipegang oleh negara lainnya.
Data dari Kemenkeu AS menunjukkan China memegang Treasury AS sebesar US$ 859,4 miliar atau sekitar Rp 12.000 triliun pada Januari 2023 lalu. Posisi China sebenarnya masih berada di bawah Jepang yang total kepemilikan Treasury AS sebesar terbanyak US$ 1,1 triliun.
BACA JUGA: Janet Yellen Prediksi Ekonomi AS Hadapi Bencana Gegara Gagal Bayar Utang
Besarnya utang Amerika Serikat ke China tidak lepas dari hubungan dagang kedua negara sejak tahun 1985. Data dari Statista menunjukkan dalam 10 tahun terakhir setiap tahunannya Amerika Serikat mengalami defisit perdagangan dengan China lebih dari US$ 300 miliar. Pada 2022 defisit tercatat sebesar US$ 382 miliar.
Defisit yang dialami Amerika Serikat, berarti surplus diterima China. Kemudian Chian menginvestasi kembali susplus perdagangan itu dengan membeli Treasuri AS. Hingga saat ini jumlah Treasary AS yang dimiliki China adalah US$ 859,4 miliar atau sekitar Rp 12.000 triliun. AS pun pusing bagaimana membayar kembali pokok utang dengan bunganya ke China.
KOMENTAR