Bangun Ketahanan Pangan dan Air: Kementerian PUPR Rampungkan 42 Bendungan Hingga Februari 2024

Sifi Masdi

Thursday, 29-02-2024 | 09:52 am

MDN
Bendung Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara [ist]

 

 

 

 

Jakarta, Inako

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengambil langkah strategis untuk memastikan ketahanan pangan dan air nasional dengan menyelesaikan 42 bendungan hingga tahun 2023. Proyek ini mencakup bendungan multifungsi yang bertujuan sebagai sumber air irigasi, air baku, energi listrik terbarukan, pengendalian banjir, konservasi air, dan pengembangan pariwisata.

Pembangunan Bendungan [pupr]

 

BACA JUGA: Kementerian PUPR Bersinergi dengan Gudang Garam  Bangun Jalan Tol Kediri – Tulungagung

 

Menurut Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja, sebanyak 42 bendungan telah berhasil diselesaikan dari target 61 bendungan. Pada tahun 2023 saja, enam bendungan telah diresmikan, termasuk Bendungan Cipanas (Jabar), Sepaku Semoi (Kalimantan Timur), Tiu Suntuk (NTB), Karian (Banten), Ameroro (Sulawesi Tenggara), dan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara yang baru-baru ini diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 23 Februari 2024.

 

 

 

 

"Saat ini, kami berkomitmen untuk menyelesaikan 19 bendungan sisanya hingga akhir tahun 2024 atau selambat-lambatnya di awal 2025," ujar Jubir Endra.

 

BACA JUGA: Dana APBN untuk IKN Sudah Terpakai Rp 68,6 Triliun: Apa Saja yang Dibangun?

 

Dengan terselesaikannya 42 bendungan, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Adenan Rasyid, menjelaskan bahwa proyek ini dapat mengairi lahan pertanian seluas 283.203 hektar atau setara dengan 4 kali luas wilayah Jakarta. Produktivitas lahan padi diharapkan meningkat menjadi 4-5 juta ton per tahun, sementara tambahan air baku sebesar 35,6 meter kubik per detik akan memenuhi kebutuhan bagi 10 juta jiwa penduduk.

 

Adenan menyoroti dua strategi utama Pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan, yaitu meningkatkan konversi padi ke beras dan meningkatkan indeks pertanaman. Dengan penyelesaian 61 bendungan pada tahun 2024, indeks pertanaman diharapkan meningkat dari 125% menjadi 209%, sementara layanan air irigasi akan meningkat dari 10,6% (761 ribu hektar) pada tahun 2015 menjadi 18,11% (1,2 juta hektar sawah irigasi) pada tahun 2024.

Bendungan ini melayani kebutuhan air bersih dan irigasi pertanian [ist]

 

 

BACA JUGA: TKN Prabowo-Gibran Pastikan Kebebasan Bersuara Tetap Terjamin Jika Prabowo Jadi Presiden

 

Tidak hanya untuk ketahanan pangan dan air, Adenan menekankan bahwa penyelesaian 61 bendungan juga membawa potensi untuk membangkitkan tenaga listrik (PLTA). Sebanyak 43 bendungan memiliki kapasitas total 255,2 MW, termasuk Bendungan Way Sekampung (5,40 MW), Jatigede (110 MW), dan Leuwikeris (20 MW).

 


 

KOMENTAR