Bantah Hasto Soal Upaya Ambil Alih PDI Perjuangan, Presiden Jokowi: Bukannya Golkar?

Saverianus S. Suhardi

Wednesday, 03-04-2024 | 12:07 pm

MDN
Presiden Jokowi dituding ingin rebut posisi Ketum Golkar dari Airlangga dan disebut pernah ingin ambil alih PDI Perjuangan dari Megawati [Foto: Kompas.com]

 

Jakarta, Inakoran.com

Presiden Joko Widodo merespons pernyataan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyebut dirinya pernah berupaya mengambil alih PDI Perjuangan.

Tidak lugas dan tegas membantah pernyataan Hasto, Presiden Jokowi malah menyinggung berbagai tudingan yang dialamatkan padanya belakangan ini soal upaya merebut posisi Ketua Umum Golkar dari Airlangga Hartarto.

BACA JUGA: Sebelum Pilpres, Presiden Jokowi Disebut Berupaya Ambil Alih Kursi Ketum PDI Perjuangan dari Megawati

“Bukannya Golkar?" ujar Presiden Jokowi setelah melepas bantuan ke Palestina dan Sudan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Rabu (03/04/2024).

Jokowi merasa heran karena dirinya diisukan ingin merebut banyak partai. Dia pun berharap tudingan-tudingan seperti ini tidak muncul lagi.

“Katanya mau negerebut Golkar, katanya mau ngerebut, masa semua mau direbutin semua, jangan seperti itu, jangan seperti itu,” tegas Jokowi.

Sebelumnya, Hasto mengungkapkan Jokowi pernah berupaya mengambil alih kursi ketua umum PDI Perjuangan dari Megawati jauh sebelum pemilihan umum (Pemilu) digelar.

BACA JUGA: Soal Isu Jadi Calon Ketua Umum Golkar, Presiden Jokowi: Saya Sementara Ini Ketua Indonesia Saja

Hal ini diungkapkan Hasto saat menjadi narasumber dalam diskusi bedah buku berjudul "NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971” karya Ken Ward (1972) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat pada Selasa (02/04/2024).

Hasto menyebut, saat itu Jokowi mengutus seorang menteri power full untuk memuluskan upayanya tersebut.

“Jadi, jauh sebelum pemilu, beberapa bulan, antara lima-enam bulan. Ada seorang menteri power full,” jelas Hasto.

Menteri itu, tambah Hasto, ditugaskan Jokowi untuk bertemu dengan Ryaas Rasyid. Nama terakhir inilah yang kemudian bertugas untuk membujuk Megawati agar menyerahkan posisinya kepada Presiden Jokowi.

 

KOMENTAR