Belajarlah Hingga Ke Negeri China

Hila Bame

Monday, 13-01-2020 | 08:23 am

MDN
Iing Rohimin

Oleh : Iing Rohimin, Sekjend DPP Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI)

 

Semarang, Inako

 

Meningkatnya ketegangan hubungan antara Indonesia dan China diawali dengan pengawalan k capal milik Coast Guard China terhadap nelayan China yang melakukan penangkapan ikan di ZEE Indonesia, tepatnya di Utara dan Timur Pulau Laut, Natuna  Kepulauan Riau. 

Menurut ahli hukum internasional, Prof. Hikmahanto Juwana,  China menganggap ZEE Natuna tidak dianggap ada. Justru yang dianggap ada adalah wilayah penangkapan ikan tradisional nelayan China. Oleh karenanya China akan terus melindungi nelayan-nelayan China untuk melakukan penangk apan ikan yang diklaim Indonesia sebagai ZEE Natuna. Bahkan, kata Hikmahanto menegaskan, Coast Guard China akan mengusir dan menghalau nelayan-nelayan Indonesia yang melakukan penangkapan ikan.

Secara pribadi saya tidak ingin ikut mengomentari persoalan tersebut, baik dari sisi hukum internasional, maupun berdasarkan perspektif politik luar negeri dan lemahnya penjagaan kedaulatan NKRI di lautan, karena ulasan mengenai hal itu telah banyak dikemukakan oleh para pakar, politisi, organisasi maupun berbagai tokoh bangsa. 

Satu hal yang menarik untuk saya uraikan adalah perlakuan kapal Coast Guard China yang mengawal nelayannya dalam menangkap ikan di laut. Kenapa hal ini menarik? Tentu saja karena hal ini berbanding terbalik dengan perlakuan aparat keamanan Indonesia terhadap nelayan yang akan atau sedang melakukan aktifitas penangkapan ikan di laut. Sehingga kita patut belajar ke Negara China dalam hal penjaminan keamanan tentara mereka terhadap nelayannya. 

Sekali ini, hal ini terlepas dari polemik soal pelanggaran batas wilayah, pelanggaran hukum internasional serta tujuan politik apa yang tengah diagendakan oleh Negara China terhadap Indonesia. 

Ungkapan belajarlah hingga ke Negeri China, nampaknya masih sangat relevan bila dikaitkan dengan persoalan ini, khususnya kita bisa belajar bagaimana kapal-kapal Coast Guard mereka yang melakukan pengawalan dan perlindungan terhadap aktifitas nelayan di laut. Coba bandingkan dengan apa yang dilakukan oleh aparat keamanan dan pihak-pihak terkait di Indoensia terhadap nelayan, khususnya nelayan tradisional. 

Jangankan mengawal aktifitas nelayan dalam melakukan penangkapan ikan, menjaga nelayan dan memastikan keamanan nelayan dalam mencari nafkah, aparat keamanan di Indonesia justeru banyak melakukan penangkapan terhadap nelayannya sendiri dengan dalih kelengkapan surat, kelaikan kapal (perahu) serta berbagai bekal jeratan peraturan perundang-undangan lainnya yang banyak mengatur aktifitas nelayan di lautan. 

Lihatlah kasus-kasus penangkapan nelayan yang dilakukan oleh aparat keamanan Indonesia yang sering terjadi selama ini, apalagi setelah pemerintah mengeluarkan berbagai aturan tentang perijinan, pelarangan penggunaan alat tangkap tertentu, pelarangan penangkapan komoditas ikan tertentu serta pelarangan praktek jual beli jenis ikan tertentu. Bukan berarti saya ingin mengatakan bahwa hal itu tidak benar, karena aparat keamanan pasti bekerja dan bertindak akan sesuai dengan hokum dan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Tetapi coba bandingkan dengan langkah dan upaya apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh aparat keamanan Indonesia di laut dalam mengawal dan melindungi nelayan.

Alangkah indahnya jika kita melihat nelayan yang tengah berjuang mencari penghidupan di laut , demi menafkahi keluarganya, demi peningkatan gizi dunia dan demi peningkatan devisa Negara, aktifitas mereka dikawal oleh aparat keamanan, dijaga dan diamankan jika mereka menghadapi berbagai ancaman serta ditolong saat nelayan tertimpa kecelakaan di laut. 

Belum lagi jika dilihat dari langkah aparat keamanan terhadap tindak pencemaran di laut, perusakan habitat laut, pencurian ikan serta pemihakan terhadap nelayan tradisional yang terus berkonflik dengan nelayan besar yang menggunakan alat tangkap perusak lingkungan. Semuanya masih jauh dari kata memuaskan. Aktifitas kapal tangker dan kapal pengangkut bahan industri migas yang sering melakukan pencemaran seringkali lepas dari amatan dan dengan seenaknya membuang limbah dilautan. 

Inilah pembelajaran terbesar yang harus kita ambil dari peristiwa upaya pencaplokan China terhadap laut Indonesia. Selain kita tidak boleh lemah dan tidak boleh berkompromi soal kedaulatan negeri ini, kita juga patut belajar bagaimana caranya melindungi nelayan, melindungi lautan kita serta meningkatkan kesejahteraan nelayan khususnya nelayan tradisional Indonesia. Jika nelayan Indonesia kuat, maka kedaulatan negeri ini juga akan terjaga, karena nelayan adalah penjaga kedaulatan Indonesia yang berada di garda terdepan tapal batas laut Indonesia dengan Negara lain.    

 

KOMENTAR