ChatGPT Dituding Boros Gunakan Listrik

Sifi Masdi

Thursday, 14-03-2024 | 11:49 am

MDN
ChatGPT dituding boros menggunakan energi listrik [ist]


 

 

 

Jakarta, Inakoran

 

ChatGPT, chatbot AI milik OpenAI, dituduh boros dalam penggunaan energi. Menurut laporan dari The New Yorker, ChatGPT diketahui menggunakan lebih dari setengah juta kilowatt-jam listrik untuk merespons sekitar 200 juta permintaan per hari.

 

Untuk memberikan perspektif, rata-rata rumah tangga di AS menggunakan listrik sekitar 29 kilowatt-jam setiap hari. Dengan membandingkan jumlah listrik yang digunakan ChatGPT per hari dengan jumlah yang digunakan oleh rata-rata rumah tangga, menunjukkan bahwa ChatGPT menggunakan lebih dari 17 ribu kali lipat jumlah listrik.

 

BACA JUGA:  OpenAI Berhasil Ungkap Akal Bulus Elon Musk  

 

Jika AI generatif diadopsi lebih lanjut, ini bisa menghabiskan lebih banyak energi listrik lagi. Sebagai contoh, menurut perhitungan Alex de Vries, ilmuwan data untuk Bank Nasional Belanda, jika Google mengintegrasikan teknologi AI generatif ke dalam setiap pencarian, maka akan menghabiskan sekitar 29 miliar kilowatt-jam per tahun. Jumlah tersebut lebih banyak daripada yang dikonsumsi oleh negara-negara seperti Kenya, Guatemala, dan Kroasia dalam setahun.

 

 

 

 

Ada banyak variabilitas dalam cara kerja model AI yang besar dan perusahaan-perusahaan teknologi besar, yang telah mendorong ledakan ini, belum sepenuhnya terbuka tentang penggunaan energi mereka. Namun, de Vries membuat perhitungan kasar berdasarkan angka yang dikeluarkan oleh Nvidia, yang dijuluki sebagai “Cisco” dari ledakan AI.

 

De Vries memperkirakan bahwa pada tahun 2027, seluruh sektor AI akan mengkonsumsi antara 85 hingga 134 terawatt-jam (satu miliar kali kilowatt-jam) setiap tahunnya. Ini berarti konsumsi listrik AI berpotensi menjadi setengah persen dari konsumsi listrik global pada tahun 2027.

 

BACA JUGA: DPR AS Sahkan RUU yang Melarang TikTok Dalam Pemungutan Suara Bipartisan

 

Menurut perhitungan Business Insider berdasarkan laporan dari Consumer Energy Solutions, beberapa bisnis dengan penggunaan listrik paling tinggi di dunia terlihat kecil jika dibandingkan dengan perusahaan teknologi lainnya. Samsung misalnya, menggunakan hampir 23 terawatt-jam. Sementara raksasa teknologi seperti Google menggunakan sedikit lebih dari 12 terawatt-jam dan Microsoft menggunakan sedikit lebih dari 10 terawatt-jam untuk menjalankan pusat data, jaringan, dan perangkat pengguna.


                                   

KOMENTAR