China Enggan Balas Perang Dagang AS

Inakoran

Thursday, 22-03-2018 | 01:05 am

MDN
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan PM China Li Ke

Beijing, Inako

Cara Amerika Serikat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestiknya dengan melakukan proteksionisme pasarnya, tidak menarik bagi China. China justru engggan membalas ancaman perang dagang yang ditabuh oleh AS dibawah pimpinan Presiden Donald Trump. Sebaliknya China justru membuka pasarnya selebar-lebarnya bagi investasi asing.

Komitmen China terhadap investor asing ditunjukkan dengan cara melindungi hak kekayaan intelektual korporat asing yang berinvestasi di China. Bukan itu saja, China juga tidak akan memaksa perusahaan asing melakukan transfer teknologi saat berinvestasi di negara tersebut.

Perdana Menteri China Li Keqiang, seperti dikutip Bloomberg, mengatakan bahwa China ingin menghindari perang dagang dan berencana membuka investasi di sektor manufaktur.

Komentar Li ini menanggapi rencana AS yang memberlakukan tarif impor untuk produk-produk China. Bukan hanya baja dan aluminium, AS juga akan memperluas tarif impor bea masuk barang-barang lain dari China mulai dari barang elektronik, teknologi, telekomunikasi hingga sepatu dan pakaian.

Tidak hanya itu, pemerintahan Trump juga akan membatasi investasi China di AS. Langkah tersebut diambil untuk mengurangi defisit perdagangan dengan China. Sekaligus merupakan balasan atas pencurian kekayaan intelektual yang dilakukan China.

Menanggapi kebijakan AS tersebut, PM Li, justru mengatakan bahwa dalam perang dagang tidak ada pemenang. Sebab perang itu selalu bertentangan dengan peraturan perdagangan yang didasarkan pada negosiasi, konsultasi dan dialog. "Dengan ekonomi China yang sangat terintegrasi dengan ekonomi internasional, menutup pintu hanya akan menghalangi jalan Cina sendiri," kata Li

Li menambahkan bahwa pada prinsipnya China menyambut baik jika AS mengajak berunding terutama mengenai perlindungan kekayaan intelektual. "Hak kekayaan intelektual akan sepenuhnya dilindungi. Kami berharap ini penting untuk menyeimbangkan China-AS," imbuh Li.

Salah satu kebijakan China yang ingin membuka investasi sektor manufaktur adalah dengan menghapus pajak impor untuk obat kanker dan pajak obat-obatan lainnya. Hal ini tentu jadi angin segar bagi industri farmasi global yang ingin masuk ke China, pasar farmasi terbesar kedua di dunia.

Li mengungkapkan, Pemerintah China akan meninjau rencana penurunan pajak atas produk konsumen yang laris di pasaran, termasuk obat kanker yang sangat dibutuhkan masyarakat. "Kami akan menurunkan tarif impor ke tingkat yang relatif besar, dan bekerja keras untuk mencapai tarif nol untuk obat anti-kanker," ujar Li

Pelonggaran ini menguntungkan perusahaan farmasi seperti Pfizer Inc asal AS, Glaxo Smith Kline Plc dari Inggris Inggris, serta produsen obat di China.

 

 

KOMENTAR