Demokrasi Era Jokowi Periode Kedua Dinilai Lebih Buruk Dibandingkan Zaman Soeharto

Saverianus S. Suhardi

Saturday, 25-11-2023 | 09:02 am

MDN
Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju di Pilpres 2024 berpasangan dengan Prabowo Subianto (Foto: Harian Disway)

 

 

Jakarta, Inakoran.com

Kualitas demokrasi periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai lebih buruk dari era pemerintahan Soeharto.

Hal ini disampaikan oleh Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo di Jakarta pada Jumat (24/11/2023).

BACA JUGA: Puskapol UI: Deklarasi APDESI Terhadap Prabowo Gibran Hasil Mobilisasi Presiden Jokowi

Mantan panglima TNI itu menjelaskan, Soeharto jatuh karena demokrasi mengalami kemunduran. Jatuhnya Soeharto melahirkan reformasi.

Sejak reformasi, demokrasi mulai bangkit secara perlahan hingga terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden.

Demokrasi mencapai puncaknya saat Jokowi terpilih menjadi orang nomor satu di republik ini pada tahun 2014 lalu.

Namun, Gatot menilai, demokrasi mulai mengalami kemunduruan sejak 2020. Saat ini, kondisi demokrasi di Indonesia bahkan lebih buruk dari era Presiden Soeharto.

Dia kemudian menyinggung potensi keributan yang akan terjadi di Indonesia.

Gatot menjelaskan, kondisi ekonomi saat ini, baik di dalam negeri maupun di tingkat global, sedang tidak baik-baik saja.

Menurut dia, ketika krisis ekonomi terjadi bersamaan dengan krisis demokrasi, keributan pasti akan terjadi.

 

 

KOMENTAR