Duterte Ancam Tembak Di Tempat Bagi Pelanggar Perintah Lockdown

Binsar

Thursday, 02-04-2020 | 15:23 pm

MDN
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan menembak mati siapa saja yang melanggar perintah lockdown di negaranya [ist]

Manila, Inako

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan menembak mati siapa saja yang melanggar perintah lockdown di negaranya.

Baca Juga: Oposisi Tuduh Duterte Berpihak Pada Beijing Terkait Penenggelaman Kapal Ikan Filipina Oleh China

Menurutnya, dengan melanggar perintah lockdown artinya kita sedang melecehkan para pekerja medis yang sedang mempertaruhkan nyawa mereka untuk merawat pasien virus corona di semua rumah sakit di Filipina dan hal itu masuk kategori kejahatan serius yang tidak akan ditoleransi.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Duterte mengatakan sangat penting bagi setiap orang untuk bekerja sama dan mengikuti langkah-langkah karantina di rumah.

Duterte mengaku, saat ini pihak berwenang sedang kewalahan mengatasi penularan virus corona.

Baca Juga: Duterte Akui China Akan Lumpuhkan Filipina Dalam Hitungan Menit Jika Berkonfrontasi

Hingga hari ini, Filipina telah mencatat 96 kematian dari 2.311 kasus yang dikonfirmasi. Tiap hari terdapat ratusan kasus terinfeksi yang dilaporkan pihak berwenang.

“Ini semakin buruk. Jadi sekali lagi saya memberi tahu Anda betapa seriusnya masalah ini dan Anda harus mendengarkan," ancam Duterte, Rabu malam, sebagaimana dikutip Inakoran.com dari Reuters, Kamis (2/4/20) siang WIB.

"Perintah saya kepada polisi dan militer ... jika ada yang melawan dan nyawa Anda dalam bahaya, tembak mereka sampai mati!”

"Apakah itu dipahami? Mati. Alih-alih menyebabkan masalah, saya akan mengubur Anda."

Baca Juga: Duterte Berencana Mengubah Nama Filipina Menjadi Maharlika

Pernyataan keras Duterte disampaikan setelah ada laporan media terkait adanya gangguan dan beberapa penangkapan warga, Rabu kemarin di daerah miskin Manila yang memprotes bantuan makanan pemerintah yang dinilai tidak cukup.

Duterte juga menerima keluhan dari para pekerja medis terkait stigma sosial negatif yang mereka terima serta pelecehan fisik dan diskriminasi, yang menurut Duterte harus dihentikan segera.

Akan tetapi, para aktivis mencemooh Duterte karena mereka menilai retorika Duterter terlalu kasar. Bahkan, mereka menilai Duterter cenderung main hakim sendiri.

Baca Juga: Duterte: Jangan Jadikan Virus Corona Sebagai Alasan Membenci Orang China

Mereka mulai membandingkan perlakukan Duterte saat memerangi kartel narkoba, di mana saat itu Duterte membunuh ribuan orang dengan menggunakan polisi dan pria bersenjata misterius.

Kepala polisi nasional Filipina, Kamis (2/4) mengatakan, polisi mengerti bahwa dengan pernyataan itu, Duterte hendak menunjukkan keseriusannya.

Namun, kepolisian Filipina memastikan bahwa tugas mereka adalah menjamin ketertiban umum, dan tidak akan ada yang ditembak.

KOMENTAR