Elon Musk Guncangkan Pasar Kripto

Sifi Masdi

Thursday, 17-10-2024 | 16:21 pm

MDN
CEO Tesla Elon Musk [ist]


 

 

 

Jakarta, Inakoran

Pasar kripto kembali diguncang oleh langkah mengejutkan dari perusahaan kendaraan listrik Tesla, yang dipimpin oleh Elon Musk. Tesla diduga telah menjual hampir seluruh kepemilikan bitcoinnya senilai sekitar $760 juta, atau sekitar Rp11,78 triliun. Langkah ini menimbulkan spekulasi luas dan menciptakan gejolak di kalangan investor kripto, mengingat peran Tesla sebagai salah satu pemegang bitcoin terbesar di antara perusahaan publik Amerika Serikat.

 

Menurut laporan Coin Desk, aksi Tesla ini terungkap setelah lebih dari 11.500 bitcoin dipindahkan ke dompet anonim, yang tidak diketahui kepemilikannya. Data dari Arkham Intelligence, sebuah platform pelacakan blockchain, menunjukkan bahwa setelah transaksi ini, dompet yang sebelumnya terkait dengan Tesla hanya menyisakan sekitar $6,65 dalam bentuk bitcoin—jumlah yang sangat kecil untuk ukuran perusahaan besar seperti Tesla.

 

Langkah ini memicu spekulasi bahwa Tesla mungkin tengah melakukan penjualan besar-besaran aset bitcoinnya. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari perusahaan, tanda-tanda ini cukup jelas bagi para pengamat pasar yang terus mengawasi setiap gerakan signifikan dalam dunia kripto.

 

Tesla dikenal sebagai salah satu perusahaan publik terbesar yang memegang bitcoin. Menurut data dari BitcoinTreasuries, Tesla menduduki peringkat keempat dalam hal kepemilikan bitcoin di antara perusahaan-perusahaan publik di Amerika Serikat, hanya kalah dari MicroStrategy, MARA Holdings, dan Riot Platforms—yang semuanya terlibat dalam penambangan bitcoin.

 


 

BACA JUGA:

Rekomendasi dan Arah Pergerakan Saham: Kamis, 17 Oktober 2024

Harga Minyak Dunia Naik: Stok Minyak AS Berkurang

Hasil Pilpres AS Menentukan Harga Mata Uang Kripto di Masa Depan 

AS Tuduh Platform Kripto Rusia Terlibat Pencucian Uang

 


 

Langkah awal Tesla di pasar bitcoin dimulai pada Februari 2021, ketika perusahaan ini membeli bitcoin senilai $1,5 miliar. Langkah ini awalnya dilihat sebagai bentuk dukungan kuat bagi mata uang kripto, dan bahkan sempat membuat harga bitcoin melonjak. Pada puncaknya, Tesla dilaporkan memiliki bitcoin senilai hingga $2,5 miliar. Namun, pada awal 2022, perusahaan ini menjual 75% dari kepemilikan bitcoinnya dengan nilai yang lebih rendah, sehingga mengalami kerugian yang signifikan.

 

Arkham Intelligence yang melacak dompet bitcoin milik Tesla mencatat bahwa hingga Maret 2023, Tesla masih memegang sekitar 11.509 bitcoin senilai $770 juta. Kini, setelah pemindahan terbaru ini, hampir seluruh bitcoin tersebut tampaknya telah dijual atau dipindahkan.

 

 

 

 

Langkah Tesla ini menarik perhatian, terutama karena sikap CEO-nya, Elon Musk, yang terkadang ambigu terhadap mata uang kripto. Di satu sisi, Musk pernah mendukung bitcoin dengan rencana untuk menerima pembayaran Tesla menggunakan bitcoin. Namun, rencana tersebut kemudian dibatalkan karena kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dari penambangan bitcoin, yang dikenal menghabiskan banyak energi.

 

Meskipun Tesla dan SpaceX tetap menyimpan bitcoin sebagai bagian dari neraca perusahaan, pandangan pribadi Musk terhadap bitcoin masih belum sepenuhnya jelas. Dalam wawancara yang disiarkan di YouTube pada Juli 2023, Musk mengakui bahwa ia melihat potensi pada bitcoin dan beberapa mata uang kripto lainnya. Namun, ia juga mengungkapkan ketertarikan yang lebih besar terhadap dogecoin, sebuah mata uang kripto berbasis meme yang sering dipromosikannya di media sosial.

 

Dampak pada Pasar

Aksi Tesla ini tentu menimbulkan reaksi di pasar kripto, terutama karena Tesla dianggap sebagai salah satu pemain besar yang memiliki pengaruh signifikan terhadap sentimen pasar. Penjualan besar-besaran bitcoin oleh Tesla dapat memicu tekanan jual lebih lanjut, yang berpotensi menyebabkan penurunan harga bitcoin. Namun, seperti halnya pasar kripto yang selalu dinamis, spekulasi ini masih menunggu konfirmasi lebih lanjut.

 

Investor dan analis pasar juga mempertanyakan motivasi di balik langkah ini. Apakah Tesla menjual bitcoinnya untuk kebutuhan keuangan, atau apakah ada alasan strategis lain di balik keputusan tersebut? Terlepas dari motifnya, langkah ini menegaskan bahwa aset kripto, meskipun memiliki potensi besar, tetap menjadi instrumen investasi yang sangat volatil dan dipengaruhi oleh keputusan perusahaan besar seperti Tesla.

 

 

KOMENTAR