Ganjar-Mahfud Jadikan IKN Sebagai Benteng Pembangunan Sistem Pertahanan yang Kuat
Jakarta, Inako
Indonesia, sebagai negara dengan posisi strategis, menghadapi tantangan besar dalam memastikan keamanan nasionalnya. Ancaman tidak hanya berasal dari ketidakpastian geopolitik global, tetapi juga dari dalam negeri, terutama seiring dengan pergeseran pusat gravitasi nasional yang diwujudkan melalui hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN). Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, dengan visi bersama, berkomitmen untuk menjadikan IKN sebagai pusat pembangunan sistem pertahanan yang kuat untuk mengamankan kepentingan nasional.
BACA JUGA: Ganjar Berjanji Evaluasi UU Cipta Kerja Jika Terpilih Sebagai Presiden
Menurut Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto, Indonesia berada di posisi strategis secara global yang membawa konsekuensi kerawanan dan risiko dinamis, terutama di kawasan yang dipengaruhi oleh pertarungan global antara AS dan Tiongkok. Tantangan ini tidak hanya berasal dari ancaman luar negeri, tetapi juga dari pergeseran pusat gravitasi nasional yang harus dihadapi.
Andi menjelaskan bahwa IKN bukan sekadar sebuah infrastruktur, melainkan sebuah pusat gravitasi baru. Hal ini membuat imperatif bagi Indonesia untuk memperkuat pertahanan dengan kekuatan yang dapat menghalau berbagai ancaman. Pengembangan postur militer yang terkoneksi pada IKN harus diperkuat dengan peningkatan kapasitas Anti Akses dan Penangkalan Wilayah (A2/AD), menjadi benteng nusantara yang mampu melawan ancaman di berbagai zona pertahanan.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Siap Paparkan Komitmen dan Konsep Pemberantasan Korupsi di Forum KPK
“Pengembangan postur-postur militer yang saling terkoneksi dan terpusat pada IKN harus diperkuat dengan peningkatan kapasitas Anti Akses dan Penangkalan Wilayah (A2/AD) sebagai benteng nusantara untuk melawan ancaman di berbagai zona pertahanan. Kebutuhan untuk menata ulang gelar pasukan (redeployment) akibat adanya pergeseran tersebut harus didasarkan pada Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishanrata) dan Sistem Pertahanan Berlapis,” lanjut Andi
Menurut Andi, Ganjar-Mahfud menyoroti pentingnya menjadikan Indonesia sebagai Garda Samudra (Guardian of the Seas). Visi ini dapat diwujudkan melalui pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang mengarah pada pertahanan 5.0 yang SAKTI (Stategis, Adaptif, Kuat, Terampil, Inovatif), menggunakan teknologi terkini. Rudal hipersonik, senjata siber, sensor kuantum, dan sistem senjata otonom menjadi fokus utama dalam memodernisasi pertahanan Indonesia,
Ganjar menekankan perlunya pertahanan Indonesia bergerak ke wilayah 5.0 dengan teknologi SAKTI. Ini mencakup pemanfaatan rudal hipersonik, senjata siber, sensor kuantum, dan sistem senjata otonom. Penguatan kapasitas pertahanan juga memerlukan sinergi dari seluruh matra (trimatra terpadu) agar mampu menjalankan operasi lintas medan, termasuk memanfaatkan instrumen siber.
BACA JUGA: Anies Baswedan Ngaku Akur Terus dengan PDI Perjuangan
Dalam menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks, langkah progresif Ganjar-Mahfud dalam menjadikan IKN sebagai pusat pembangunan sistem pertahanan yang kuat memberikan gambaran masa depan yang lebih aman dan stabil bagi Indonesia. Dengan memasuki era pertahanan 5.0 yang SAKTI, Indonesia mempersiapkan diri dengan teknologi terkini dan sinergi matra untuk menghadapi ancaman masa depan dengan kekuatan yang adaptif, inovatif, dan terampil.
TAG#Ganjar Presiden, #Ganjar Pranowo, #Mahfud MD, #Ganjar-Mahfud, #Gama Tiga, #Pilpres 2024, #PDIP, #PPP, #Perindo, #Hanura, #TPN, #Tuanku Rakyat, #Sistem Pertahanan, #IKN, #SAKTI, #Poros Martim
182240654
KOMENTAR