Ganjar-Mahfud Siap Bentuk Desa Mandiri Berbasis Energi Baru Terbarukan
Jakarta, Inako
Pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo – Mahfud MD, tidak hanya berbicara tentang masa depan Indonesia yang lebih hijau, tetapi mereka telah merumuskan langkah konkret untuk mewujudkannya. Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Agus Hermanto, menjelaskan bahwa pasangan ini siap membentuk desa mandiri berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) lokal sebagai bagian integral dari visi transisi energi mereka.
"Beberapa di Jawa Tengah ada juga (yang pemenuhan energinya didapat) dari kotoran-kotoran sapi. Jadi, ada biogas dan itu bisa juga dipergunakan kalau untuk keperluan rumah tangga," ucap Agus di Jakarta, Kamis (11/1).
BACA JUGA: TPN Ganjar-Mahfud: Penggunaan Energi Baru Terbarukan Ditargetkan Capai 25 – 28%
Salah satu contoh konkretnya adalah penggunaan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan sumber bioenergi seperti biomassa dan biogas di beberapa desa di Jawa Tengah. Agus memberikan contoh menarik bahwa beberapa desa telah berhasil memanfaatkan kotoran sapi untuk menghasilkan biogas yang dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga. Inisiatif semacam ini tidak hanya menciptakan sumber energi lokal yang berkelanjutan tetapi juga mendukung pengelolaan limbah organik secara bijaksana.
Langkah selanjutnya dalam agenda desa mandiri EBT Ganjar-Mahfud adalah pengembangan energi panas bumi. Indonesia, dengan keberadaan di cincin api Pasifik, memiliki potensi energi panas bumi sekitar 30 gigawatt. Sayangnya, hanya sekitar 11-12% potensi tersebut yang telah dimanfaatkan.
BACA JUGA: Jurkam TPN Ganjar-Mahfud: Program Food Estate Tak Boleh Merusak Lingkungan
Agus menyadari bahwa pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) bukanlah tugas yang mudah, mengingat diperlukannya teknologi geothermal yang mampu menembus lapisan bumi hingga mendekati magma, mencapai sekitar 2000 meter di bawah permukaan tanah. Meskipun memerlukan waktu lebih dari 5 tahun hingga operasional, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan potensi panas bumi yang melimpah di Indonesia.
Namun, tantangan tidak hanya terletak pada aspek teknologi. Agus menekankan bahwa transformasi format power purchase agreement (PPA) dengan PLN perlu diperbarui agar lebih mendukung transisi EBT. Dalam hal ini, keseimbangan antara kebutuhan korporat dan peran PLN sebagai pelayan masyarakat menjadi kunci.
BACA JUGA: Ganjar Optimis Raup 60 Persen Suara di Jatim
Langkah terakhir dalam strategi transisi energi Ganjar-Mahfud adalah mendorong percepatan penggunaan kendaraan bermotor listrik. Agus menyadari bahwa ini bukanlah tugas yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi menegaskan bahwa langkah tersebut adalah arah yang harus dikejar.
KOMENTAR