Gerakan Moral Kampus dan Potensi Kekalahan Paslon 02

Timoteus Duang

Wednesday, 07-02-2024 | 10:10 am

MDN
H. Adlan Daie [Pemerhati politik dan sosial keagamaan]

 

JAKARTA, INAKORAN.COM 

Oleh: H. Adlan Daie [Pemerhati politik dan sosial keagamaan]

 

Terus terang, kerja politik "normal", baik Paslon 01 maupun Paslon 03 sulit mengalahkan Paslon 02, Prabowo-Gibran, yang di-back up oligarki politik Jokowi berkelindan dengan program-program negara yang didesain untuk "kapitalisasi elektoral" Paslon 02.

Akan tetapi Pilpres 2024 kali ini menghadirkan momentum politik, sebuah gerakan politik moral sejumlah kampus mulai sulit ditekan sel-sel kekuatan sistemik rejim penguasa politik Jokowi.

Selama ini rejim politik Jokowi dikenal "canggih" melakukan "represi lunak" terhadap jaringan komunitas masyarakat sipil.

Baca juga: Mahfud Cerita Ada Rektor Universitas yang Diminta Bikin Testimoni Positif tentang Presiden Jokowi

Ini "alarm", tanda-tanda bahwa tidak mudah bagi Paslon 02 dapat memenangkan kontestasi Pilpres 2024, apalagi dengan proyeksi menang dalam satu putaran. Justru bisa jadi tanda tanda awal kekalahan Paslon 02.

Kerasnya kritik terbuka kampus-kampus besar terhadap Jokowi dipicu makin vulgarnya Pilpres 2024 dirasakan publik tidak jujur, tidak adil dan "politik cawe-cawe" Presiden Jokowi untuk memenangkan Paslon 02, Prabowo-Gibran.

Lebih dari itu masuknya Gibran dalam kontestasi pilpres 2024 menjadi cawapres bukan saja dibaca publik adalah  praktik "politik dinasti", bahkan "cara masuknya" Gibran dipandang menabrak nabrak konstitusi dan abai pada peraturan KPU RI.

Baca juga: Bansos Itu Bukan Dibagi di Pinggir Jalan, Siapa yang Lewat, Kasih

MKMK (Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi) dan DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) resmi memutuskan pejabat terkait terbukti telah melakukan "pelanggaran etik" berat.

Respon "keras" kepala Staf Kantor Presiden (KSP) Moeldoko yang menuding "suara kampus" ditunggangi kepentingan politik partisan pihak tertentu justru makin "menguatkan" moral politik kampus melakukan "perlawanan" terhadap rejim politik Jokowi.

Dalam konstruksi di atas itulah potensi kekalahan Paslon 02 yang kuat dalam data survey pilpres 2024 di satu sisi dan di sisi lain potensi Paslon 01 atau Paslon 03 membuka peluang menang dalam kontestasi pilpres 2024 dapat dibaca kemungkinannya.

Baca juga: Roy Marten: Serangan Ganjar  di Akhir Debat Luar Biasa, Menjelaskan  Siapa Prabowo Sebenarnya

Artinya sangat tergantung seberapa besar momentum bangkitnya "suara moral" kampus mampu "menekan" rezim politik Jokowi untuk kembali pada prinsip-prinsip moralitas demokrasi dalam konteks pilpres 2024.

Sumber kekuatan gerakan politik moral kampus adalah panggilan sejarah bukan "godaan" politik partisan.

Karena itu berkali-kali sejarah telah membuktikan kekuatannya menaklukkan otoritarianisme negara.

Mari kita tunggu hari-hari ke depan. Wassalam.

 

KOMENTAR