Roy Marten: Serangan Ganjar di Akhir Debat Luar Biasa, Menjelaskan Siapa Prabowo Sebenarnya
Jakarta, Inakoran
Debat Final Capres menjadi sorotan tajam setelah Calon Presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, memberikan serangan tuntas dan frontal pada closing statement. Aktor senior Roy Marten, yang juga merupakan Relawan Gabungan Seniman Indonesia, memuji keberanian Ganjar dalam mengajak para pemilih untuk tidak memilih calon pemimpin dengan potongan diktator dan melanggar HAM.
Hal ini disampaikan oleh Roy Marten, dalam diskusi yang bertajuk “Pasca Debat, Siapa Lebih Hebat?” di Sekretariat Pemenangan Ganjar-Mahfud, Jl. Teuku Umar No. 9, Jakarta Pusat, Senin (5/2/2024).
Diskusi ini diselenggarakan oleh Alumni SMA 55 Jakarta Pro Ganjar-Mahfud yang terhimpun dalam komunitas #kitabi55a. Diskusi ini merupakan upaya evaluasi terhadap debat final capres yang mengusung tema Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.
Roy Marten menyampaikan pandangannya terkait awal debat yang kurang menarik, namun mengapresiasi serangan tuntas Ganjar Pranowo di bagian terakhir.
“Kalau kita bicara soal debat semalam, menurut pandangan saya, paling tidak seru dibandingkan debat-debat sebelumnya. Walaupun endingnya Pak Ganjar Pranowo melakukan serangan di closing statemennya. Serangan itu di akhir debat itu sangat luar biasa dan tuntas. Setidaknya serangan itu menjelaskan siapa sosok Prabowo,” tegas ayah dari aktor Gading Marten ini.
"Serangan itu di akhir debat sangat luar biasa dan tuntas. Setidaknya serangan itu menjelaskan siapa sosok Prabowo," tegas Roy Marten.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Pegiat Media Sosial dan Relawan Ganjar-Mahfud, Rudi S. Kamri. Ia menilai strategi Ganjar yang meletakkan serangannya di closing statement sebagai taktik brilian dan luar biasa. Ia menyoroti penggunaan narasi yang mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo dalam debat capres 2019, di mana Jokowi menyebut Prabowo sebagai diktator dan pelanggar HAM.
"Ganjar melakukan strategi yang brilian dan keren dengan serangan di akhir debat. Itu sangat luar biasa, karena serangan itu bukan dibangun dari narasi pribadinya Ganjar, tapi dibangun dari narasi Jokowi lima tahun lalu, yang menyerang Prabowo sebagai diktator dan pelanggar HAM,” tutur Rudi S. Kamri.
"Lima tahun yang lalu dalam debat capres 2019, saya tim kampanye Joko Widodo, beliau menyampaikan dan kita diingatkan untuk tidak memilih calon yang punya potongan diktator dan otoriter, dan yang punya rekam jejak pelanggar HAM," kata Ganjar yang mengutip kembali pernyataan Jokowi dalam closing statemennya.
Lalu Ganjar melanjutkan bahwa dirinya sangat setuju dengan anjuran Presiden Jokowoi tersebut. "Yang punya rekam jejak untuk melakukan kekerasan, yang punya rekam jejak masalah korupsi, saya sangat setuju apa yang beliau sampaikan," tambah Ganjar.
Menurut Rudi, serangan Ganjar sebenarnya ditujukan untuk dua tokoh sekaligus, yaitu Jokowi dan Prabowo. "Serangan yang dilakukan oleh Mas Ganjar di closing statement adalah bentuk serangan sekaligus untuk dua orang, yaitu Jokowi dan Prabowo," tambah pemilik Akun YouTube Kanal Anak Bangsa ini.
KOMENTAR