Harga Emas Dunia Kembali Rebound: Kamis, 28 November 2024

Sifi Masdi

Thursday, 28-11-2024 | 15:02 pm

MDN
Ilustrasi emas batangan [ist]


 

 

Jakarta, Inakoran

Harga emas dunia kembali mengalami rebound setelah sempat mencapai level terendah dalam lebih dari satu pekan. Pelemahan dolar AS menjadi faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas ini.

 

Namun, kenaikan tersebut masih terbatas karena data inflasi AS menunjukkan kemajuan yang terhenti, yang menandakan Federal Reserve (The Fed) mungkin lebih berhati-hati dalam mengambil langkah pemotongan suku bunga.

 

Berdasarkan laporan Reuters pada Kamis (28/11/2024): Harga emas di pasar spot naik sebesar 0,3% ke level US$2.638,90 per ons. Kemudian harga emas berjangka AS naik lebih signifikan sebesar 0,7% menjadi US$2.639,90 per ons.

Sementara itu, perdagangan emas di pasar AS akan berhenti sementara pada Kamis waktu setempat untuk memperingati libur Thanksgiving.

 


 

BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan: Kamis, 28 November 2024

Harga Emas Dunia Kembali Tertekan: Pengaruh Dolar AS

Harga Emas Antam Turun: Senin, 25 November 2024

Harga Bitcoin Terkoreksi: Pasar Kripto Anjlok Rp 8,7 Triliun

 


 

Pelemahan Dolar AS

Indeks dolar AS mencatat penurunan sebesar 0,8%, mencapai level terendah dalam dua pekan terakhir. Pelemahan dolar ini meningkatkan daya tarik emas bagi investor yang memegang mata uang lain.

 

Indeks pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) AS menunjukkan peningkatan pada Oktober 2024. Namun, data ini juga menegaskan bahwa kemajuan dalam menekan inflasi tampaknya terhenti dalam beberapa bulan terakhir.

 

Menurut Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, daya tahan konsumen di tengah inflasi tinggi menunjukkan bahwa Federal Reserve mungkin lebih enggan memangkas suku bunga secara agresif.

 

Phillip Streible menambahkan bahwa harga emas memiliki potensi mencapai US$3.000 per ons pada paruh pertama 2025, kecuali terjadi lonjakan inflasi yang memaksa The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga. Kondisi seperti ini dapat memberikan tekanan pada pasar emas.

 

Sementara itu, pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 70% untuk penurunan suku bunga sebesar seperempat poin pada bulan Desember 2024. Dalam kondisi suku bunga rendah, emas batangan, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya menjadi aset yang lebih menarik.

 

Sebelum rebound ini, harga emas sempat anjlok sebesar US$100 pada Senin (25/11/2024), penurunan harian paling tajam dalam lebih dari lima bulan terakhir. Koreksi ini disebabkan oleh meredanya ketegangan geopolitik setelah pengumuman gencatan senjata yang telah lama dinegosiasikan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.

 

Menurut Hamad Hussain, Asisten Ekonom di Capital Economics, volatilitas harga emas kemungkinan akan tetap tinggi dalam waktu dekat. Hal ini dipengaruhi oleh ketidakpastian menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS yang baru.

 

 

KOMENTAR