Harga Emas Dunia Kembali Tertekan: Pengaruh Dolar AS

Sifi Masdi

Tuesday, 26-11-2024 | 12:11 pm

MDN
Ilustrasi emas batangan [ist]

 


 

Jakarta, Inakoran

Harga emas dunia mencatat penurunan ke level terendah dalam lebih dari seminggu pada Selasa (26/11/2024). Penurunan ini dipicu oleh penguatan dolar AS serta laporan kemungkinan gencatan senjata antara Israel dan kelompok bersenjata Hezbollah di Lebanon, yang mengurangi permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven.

 

Pada Selasa pagi, harga emas spot turun sebesar 0,2% ke level US$2.621,06 per ons troi setelah sebelumnya mencapai titik terendah sejak 18 November.

 

Sementara itu, harga emas batangan mengalami penurunan lebih dari 3% dalam sesi sebelumnya. Sebaliknya, harga emas berjangka AS sedikit naik sebesar 0,1% menjadi US$2.621,10 per ons troi.

 

Penurunan harga emas ini sejalan dengan peningkatan sentimen pasar terhadap pengurangan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Laporan dari empat sumber senior Lebanon menyebutkan bahwa Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sedang mempersiapkan pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah.

 


 

BACA JUGA:

Harga Emas Antam Turun: Senin, 25 November 2024

Harga Emas Antam Melonjak: Jumat, 22 November 2024

Harapan Window Dressing untuk Dongkrak IHSG di Akhir Tahun

Harga Minyak Mentah Melejit:  Rusia Tembak Rudal Hipersonik ke Ukraina

 


 

Penguatan dolar AS menjadi salah satu faktor utama yang menekan harga emas. Kebijakan proteksionis Presiden terpilih Donald Trump, yang mengancam memberlakukan tarif 25% pada seluruh impor dari Kanada dan Meksiko, memperkuat mata uang dolar.

 

Dolar yang lebih kuat membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga mengurangi daya tarik logam mulia ini sebagai investasi.

 

Fokus investor kini tertuju pada kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang akan dirilis dalam waktu dekat. Berdasarkan CME Group's FedWatch Tool, pasar memperkirakan peluang 55,9% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember 2024.

 

Presiden The Fed Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, juga menyatakan keterbukaannya terhadap pemotongan suku bunga lebih lanjut. Penurunan suku bunga oleh The Fed dapat memberikan dorongan bagi harga emas karena mengurangi imbal hasil aset bersifat bunga, seperti obligasi, dan meningkatkan daya tarik emas sebagai alternatif investasi.

 

Meski harga emas turun, minat investor terhadap logam mulia ini tetap kuat. SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, melaporkan peningkatan kepemilikan sebesar 0,16% menjadi 879,41 ton pada Senin (25/11/2024). Hal ini menunjukkan bahwa emas masih menjadi pilihan investasi strategis untuk jangka panjang, terutama di tengah ketidakpastian global.

 

KOMENTAR