Harga Minyak Dunia Kembali Stabil pada Awal Pekan Ini

Sifi Masdi

Monday, 03-06-2024 | 15:34 pm

MDN
Ilustrasi kilang minyak dunia [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Pada awal pekan ini, dunia menyaksikan stabilitas harga minyak yang cukup mengejutkan. Pada hari Senin (3/5), harga minyak hanya berubah sedikit, dengan investor mempertimbangkan dampak dari keputusan OPEC+ untuk memperpanjang pengurangan produksi hingga tahun 2025.

 

Harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus turun 14 sen atau 0,2%, menjadi US$80,97 per barel pada 0640 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun 9 sen atau 0,1% menjadi US$76,90. Kedua jenis minyak ini mengalami penurunan minggu lalu, dengan Brent turun 0,6% dan WTI membukukan kerugian 1%.

 

Keputusan OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, untuk memangkas produksi sebesar 5,86 juta barel per hari (bph) atau sekitar 5,7% dari permintaan global, menjadi sorotan utama.

 


 

BACA JUGA: 

Lo Kheng Hong Panen Dividen Rp 74 Miliar di 2024 

Rupiah Menguat: Berada di Posisi Rp 16.245/US$

Perusahaan Gas Negara Tebar Dividen US$ 222,4 Juta 

Rekomendasi Saham Pilihan Awal Juni 2024

 


 

Pemotongan ini mencakup pemotongan sebesar 3,66 juta barel per hari yang akan berakhir pada akhir tahun 2024, dan pemotongan sukarela oleh delapan anggota sebesar 2,2 juta barel per hari yang akan berakhir pada akhir Juni 2024. Namun, pada hari Minggu, kelompok tersebut setuju untuk memperpanjang pemotongan sebesar 3,66 juta barel per hari selama satu tahun hingga akhir tahun 2025.

 

Mereka juga akan memperpanjang pemotongan sebesar 2,2 juta barel per hari selama tiga bulan hingga akhir September 2024, sebelum menghapusnya secara bertahap selama satu tahun dari Oktober 2024 hingga September 2025. 

 

Menurut analis, investor akan membutuhkan waktu untuk memperhitungkan pengurangan produksi dan mencerna keputusan tersebut. Vandana Hari, pendiri penyedia analisis pasar minyak Vanda Insights, mengatakan bahwa keputusan ini sedikit bearish, karena pasar tidak memperkirakan OPEC+ akan mulai mengurangi pengurangan produksi pada kuartal keempat.

 

Analis Goldman Sachs menggemakan sentimen tersebut dengan mengatakan bahwa pertemuan tersebut dipandang sebagai bearish meskipun ada perpanjangan pengurangan produksi. Delapan negara OPEC+ telah mengisyaratkan rencana untuk secara bertahap menghentikan pemotongan sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari selama periode Oktober 2024 hingga September 2025. 

 

Di tengah ketidakpastian ini, konflik di Timur Tengah juga menjadi faktor yang mempengaruhi harga minyak. Mediator konflik Gaza mendesak Israel dan Hamas untuk menyelesaikan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera yang digariskan oleh Presiden AS Joe Biden. Namun, Israel mengatakan tidak akan ada akhir resmi perang tersebut selama Hamas tetap mempertahankan kekuasaan.

 

KOMENTAR