Harga Minyak Dunia Turun: Pasokan Masih Surplus

Sifi Masdi

Friday, 06-12-2024 | 11:53 am

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan Jumat (6/12) pagi, melanjutkan tren koreksi akibat kekhawatiran surplus pasokan global. Pada pukul 06.12 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2025 tercatat di US$68,30 per barel, turun 0,35% dibanding hari sebelumnya di US$68,54 per barel.

 

Penurunan harga minyak ini terjadi setelah para investor mencerna prospek pasokan minyak yang berlebih pada tahun 2025. Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC+) baru saja memutuskan untuk menunda rencana peningkatan produksi hingga April 2025, meskipun sebelumnya sempat direncanakan mulai Oktober 2024.

 

Menurut laporan Reuters, keputusan penundaan ini diambil karena permintaan global yang melambat, sementara produksi minyak dari negara-negara di luar OPEC+ terus meningkat.

 


 

BACA JUGA:

Harga Emas Antam Turun Rp8.000: Peluang bagi Investor?

Harga Bitcoin Akhirnya Tembus US$100.000 Per Koin

Harga Minyak Naik Tipis di Tengah Dinamika Global

Harga Minyak Dunia Naik 2%: Imbas Ketegangan Timur Tengah

 


 

OPEC+ sebelumnya memangkas produksi hingga 2,2 juta barel per hari (bph) untuk menjaga stabilitas harga. Namun, mulai April 2025, kelompok ini berencana untuk mengakhiri pemangkasan secara bertahap dengan menambahkan produksi 138.000 bph setiap bulan. Proses ini akan berlangsung selama 18 bulan hingga September 2026.

 

Keputusan terbaru OPEC+ juga mencerminkan tantangan internal dalam menjaga kohesi di antara para anggotanya. John Kilduff, mitra di Again Capital, New York, mengomentari adanya tanda-tanda perpecahan di dalam OPEC+ terkait upaya mengatasi tantangan pasokan.

 

"Ada pertanyaan apakah masih ada persatuan di antara anggota OPEC+. Ini menunjukkan tantangan lanskap pasokan yang mereka hadapi saat mencoba menopang pasar," ujarnya.

 

Meski demikian, sebagian analis memandang keputusan ini sebagai langkah konstruktif. Menurut Mukesh Sahdev, kepala pasar komoditas minyak global di Rystad Energy, sinyal dari OPEC+ dapat membantu menstabilkan harga minyak dalam jangka pendek.

 

Walaupun keputusan OPEC+ mendapat dukungan sebagian pihak, prospek pasokan yang cukup hingga tahun depan menjadi faktor utama yang membatasi kenaikan harga minyak. Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho, menilai bahwa pasar saat ini tidak menghadapi kekurangan minyak.

"Pasar menghadapi surplus. Tidak ada kekurangan minyak dan tidak ada tanda-tanda yang jelas mengenai apa yang bisa menaikkan harga di masa depan," kata Yawger.

 

KOMENTAR