Harga Minyak Kembali  Terkoreksi

Sifi Masdi

Thursday, 14-11-2024 | 10:24 am

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi pada  perdagangan Kamis pagi (14/11/2024). Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember tercatat turun 0,56% menjadi US$68,04 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 06.15 WIB, dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai US$68,43 per barel.

 

Penurunan ini terjadi setelah kenaikan harga minyak di hari sebelumnya, namun kondisi pasar kembali berubah akibat fluktuasi yang didorong oleh ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah.

 

Harga minyak belakangan ini berfluktuasi tajam, dipengaruhi oleh sinyal beragam terkait risiko geopolitik di Timur Tengah yang berpotensi mempengaruhi pasokan minyak global. Ketegangan di kawasan ini, terutama konflik yang melibatkan Iran dan Israel, menjadi faktor utama yang diwaspadai para pedagang.

 

Pada perdagangan pagi tadi, harga minyak sempat terkoreksi karena muncul laporan yang belum terkonfirmasi mengenai kemungkinan Iran akan menunda serangan balasan terhadap Israel. Situasi ini meredakan kekhawatiran pasar sementara waktu, yang kemudian mendorong harga minyak sedikit turun.

 


 

BACA JUGA:

Emiten ANTM Targetkan Perbaikan Margin Laba Usai Beli Emas dari Freeport

Rekomendasi Saham Hari Ini: Kamis, 14 November 2024

Donald Trump Diprediksi Tak Prioritaskan Energi Bersih

Harga Minyak Dunia Turun: Pasar Cermati Kebijakan Luar Negeri Donald Trump

 


 

Namun, ketenangan ini tidak berlangsung lama. Harga minyak kembali mengalami kenaikan setelah Israel melaporkan adanya peluncuran proyektil dari Lebanon. Ketidakpastian ini menyebabkan para pedagang terus berspekulasi, karena eskalasi di wilayah tersebut dapat berdampak pada kelancaran pasokan minyak di masa mendatang.

 

Meski sempat berfluktuasi, secara keseluruhan harga minyak sudah turun lebih dari 20% dari level tertinggi yang dicapai pada tahun ini. Faktor utama di balik penurunan tersebut adalah kekhawatiran akan lemahnya permintaan global, terutama dari China sebagai salah satu konsumen minyak terbesar di dunia.

 

Data ekonomi dari China yang masih menunjukkan perlambatan memperkuat ekspektasi bahwa permintaan energi negara tersebut akan tetap rendah dalam waktu dekat, yang pada akhirnya menekan harga minyak global.

 

Dan Ghali, seorang ahli strategi komoditas dari TD Securities, menjelaskan bahwa ketidakpastian geopolitik menambah kompleksitas dalam memprediksi harga minyak.  "Harga minyak tertekan di awal perdagangan karena adanya laporan mengenai penundaan serangan balasan Iran terhadap Israel. Namun, pergerakan harga minyak cepat berubah ketika berita mengenai peluncuran proyektil dari Lebanon mencuat," ujarnya.

 

 


 

 

 

 

 

 

KOMENTAR