Harga Minyak Lesu Pasca Pelantikan Donald Trump
Jakarta, Inakoran
Setelah pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 pada 20 Januari 2025, pasar minyak dunia mengalami penurunan harga yang signifikan.
Rencana ambisius Trump untuk meningkatkan produksi minyak dan gas domestik AS, serta penundaan penerapan tarif baru, menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga minyak.
Pada perdagangan hari Selasa (21/1), harga minyak mentah Brent berjangka mengalami penurunan sebesar 11 sen, atau 0,14 persen, sehingga mencapai US$80,04 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret juga turun 67 sen menjadi US$76,72 per barel. Penurunan ini mencerminkan respons pasar terhadap kebijakan baru yang diumumkan oleh Trump, yang berpotensi mengubah dinamika pasokan dan permintaan minyak global.
Presiden Trump mengumumkan rencana untuk mempercepat produksi minyak dan gas di AS. Rencana ini mencakup upaya untuk mempercepat perizinan proyek minyak, gas, dan listrik guna memaksimalkan hasil produksi energi yang sudah mencapai level tertinggi. Dengan meningkatkan produksi dalam negeri, AS diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor energi dan memperkuat posisi mereka sebagai produsen energi global.
BACA JUGA:
Rencana Donald Trump Naikkan Tarif Impor Rugikan Ekspor Indonesia
IHSG Melaju di Jalur Hijau Usai Pelantikan Donald Trump
Peluncuran Koin $Trump Jelang Pelantikan Donald Trump Guncangkan Industri Kripto
Harga Minyak Global Naik Tipis Jelang Pelantikan Donald Trump
Namun, langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar. Kenaikan produksi AS berpotensi menambah pasokan global, yang pada gilirannya dapat menekan harga minyak lebih lanjut. Dalam situasi ini, harga minyak yang sudah berfluktuasi dapat mengalami tantangan lebih besar dengan meningkatnya persaingan dari produksi AS.
Dampak Penundaan Tarif
Trump juga mengumumkan penundaan penerapan tarif baru sebesar 25 persen pada impor minyak dari Kanada dan Meksiko hingga awal Februari. Penundaan ini menciptakan suasana ketidakpastian di pasar, terutama bagi eksportir minyak Kanada yang sangat bergantung pada pasar AS. Meskipun penundaan tarif dapat memberikan sedikit kelegaan, risiko tetap ada, terutama jika tarif tersebut diterapkan di kemudian hari.
Menurut analis Commonwealth Bank, Vivek Dhar, sanksi yang mungkin diberlakukan terhadap minyak mentah Kanada dapat memberikan dampak yang lebih besar pada pasar. Sebagian besar ekspor minyak Kanada dijual ke AS dan biasanya dihargai lebih rendah dibandingkan dengan WTI. Oleh karena itu, jika tarif dikenakan, ini dapat meningkatkan biaya bagi importir AS, dan pada gilirannya mempengaruhi harga minyak secara keseluruhan.
Dalam pidatonya, Trump juga meminta lembaga federal untuk menyelidiki praktik perdagangan yang tidak adil oleh negara-negara lain. Langkah ini menunjukkan pendekatan proteksionis yang terus berlanjut, di mana pemerintah AS berusaha melindungi industri domestik mereka. Namun, tindakan ini dapat menciptakan ketegangan lebih lanjut dalam hubungan dagang internasional, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pasar minyak dan energi secara global.
KOMENTAR