Hasil Seleksi Akpol 2024 Kontroversial, Edi Hardum Minta Polda NTT Transparan
Jakarta, Inakoran.com
Advokat sekaligus dosen Universitas Tama Jagakarsa Edi Hardum mempertanyakan hasil seleksi akademi kepolisian 2024 di Polda NTT. Diketahui, hanya empat dari 11 calon taruna yang lolos merupakan orang asli NTT.
Hal ini memicu kontroversi dan memunculkan tudingan bahwa ada korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam proses seleksi Akpol tersebut.
“Apakah semua putra NTT itu tidak berkualitas?” tanya Edi saat dimintai keterangan di Jakarta pada Sabtu (13/07/2024).
BACA JUGA: Kemiskinan di NTT dan Pilkada menjadi Momentum untuk Bangkit
Edi menyatakan, pertanyaan ini hanya bisa dijawab jika Polda NTT transparan dalam melakukan proses seleksi dan perekrutan calon taruna 2024.
Karena tidak adanya transparan, kata Edi, masyarakat kemudian menuding bahwa Polda NTT melakukan KKN. Edi pun mendorong Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memerintahkan Kapolda NTT agar proses perekrutan taruna polisi dibuka ke publik.
“Dugaan masyarakat ada titipan itu kuat. Oleh karena itu, Kapolri perintahkan Kapolda NTT harus transparan, buka semua, hasil tesnya seperti apa?” kata Edi.
BACA JUGA: Diperlukan Visi dan Imajinasi untuk Dorong Kemajuan Industri Pariwisata di Labuan Bajo
Sementara itu, Polda NTT sudah mengklarifikasi dan menegaskan bahwa pihaknya tidak melakukan KKN. Semua calon taruna yang lolos, termasuk anak-anak polisi, jaksa, dan calon yang bukan orang asli NTT, telah melakukan serangkaian tes.
“Mereka yang lolos itu murni sesuai hasil tes. Bukan karena intervensi, tetapi persiapan yang bagus,” ujar Kabid Humas Polda NTT Ariasandy, dikutip pada Senin (15/07/2024).
KOMENTAR