IHSG Bertengger di Zona Merah, Melemah 1,44%: Selasa (11/3/2025)

Jakarta, Inakoran
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan hari ini, Selasa (11/3/2025), dengan pelemahan signifikan. IHSG dibuka turun 1,44% atau 94,89 poin ke level 6.503,31, seiring dengan rencana pemerintah menaikkan tarif royalti batu bara dan mineral logam yang memicu kekhawatiran di pasar.
Berdasarkan data RTI Business pukul 09.01 WIB, IHSG bergerak dalam rentang 6.499 hingga 6.598. Aktivitas perdagangan mencatat volume saham sebesar 1,20 miliar lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp547,35 miliar, sementara frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 41.230 kali.
Dari seluruh saham yang diperdagangkan, sebanyak 67 saham menguat, 260 saham melemah, dan 174 saham stagnan. Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) pun tercatat sebesar Rp11.280 triliun.
BACA JUGA:
CEO Danantara: Janji Tak Gunakan Dana Masyarakat di Bank untuk Investasi
Kekayaan Buffett Tidak Dibangun Dalam Semalam
Harga Emas Diprediksi Tembus USD 3.000 Per Ons Troi dalam Pekan Ini
Sebelumnya, IHSG pada Senin (10/3/2025) juga ditutup melemah 0,57% ke level 6.598,21 setelah sempat menyentuh level tertinggi 6.642. Sejumlah analis telah memperkirakan bahwa tren koreksi IHSG masih akan berlanjut, terutama karena kombinasi faktor eksternal dan domestik yang membebani pasar.
Tim riset CGS International Sekuritas Indonesia menyatakan bahwa pelemahan indeks di bursa Wall Street akibat kekhawatiran akan potensi resesi ekonomi menjadi salah satu faktor utama yang menekan IHSG. Selain itu, rencana kenaikan tarif royalti batu bara dan mineral logam oleh pemerintah turut menjadi sentimen negatif bagi pelaku pasar.
“Kekhawatiran investor terhadap resesi global semakin meningkat, dan ditambah dengan kebijakan kenaikan tarif royalti, tekanan jual di pasar saham pun semakin besar,” tulis tim riset CGS dalam laporannya, Selasa (11/3/2025).
Sejak akhir tahun lalu, investor asing tercatat melakukan aksi jual yang cukup deras. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, terutama dengan ketidakpastian kebijakan yang mempengaruhi sektor pertambangan.
Tim riset CGS memperkirakan IHSG masih berpotensi melanjutkan pelemahannya dengan kisaran support di 6.530 dan 6.460, serta level resistance di 6.670 dan 6.735. Pandangan serupa juga disampaikan oleh MNC Sekuritas, yang memperkirakan IHSG masih berada dalam tren koreksi jangka pendek.
“IHSG masih berpeluang untuk menguji area 6.686 hingga 6.762 sebagai titik penguatan terdekatnya, membentuk bagian dari Wave B,” ujar Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, dalam risetnya, Senin (11/3/2025).
Disclaimer:
Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.
TAG#Pasar Saham, # Saham Pilihan, # IHSG, # Saham BUMN, #Pasar Modal, #Emiten, #Bursa Efek Indonesia, #BBNI, #ARTO, #ICBP, #TLKM, # ADRO, #Batubaru, #Emiten Batubara, #Royalti Batubara, #Logom Mulia
191734205
KOMENTAR