Industri Garam Harus Memberi Dampak Pada Ekonomi Masyarakat NTT

Inakoran

Thursday, 26-04-2018 | 00:10 am

MDN
Pabrik untuk garam industri di Desa Bipolo, Kecama

Kupang, Inako –

Kehadiran industri garam di provinsi Nusa Tenggara Timur harus memberi dampak nyata bagi perekonomian masyarakat di daerah itu.

Hal itu ditegaskan pengamat ekonomi Dr James Adam terkait kehadiran investor garam di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur saat ini.

"Kehadiran investor pada prinsipnya bagus sebab paling tidak memberikan manfaat baik bagi pemerintah maupun petani garam di daerah itu," katanya, di Kupang, Selasa (24/4/2018).

Dalam beberapa bulan terakhir, memang banyak investor baik asing maupun lokal yang mengembangkan investasi garamnya di Kabupaten Kupang, NTT.

Industri garam, kata James, pasti memberikan manfaat bagi pemerintah dan petani garam. Namun, lanjutnya, hal itu belum cukup. Pemerintah, katanya, harus memastikan bahwa kehadiran para investor itu harus memberikan warna baru bagi daerah ini dalam asepek ekonomi.

Menurut James yang juga Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) NTT, kehadiran investor untuk membuka pabrik garam di Kabupaten Kupang bisa saja mengurangi pengganguran di daerah itu, bisa juga tidak sama sekali.

Semuanya itu, katanya lagi, bergantung pada kebijakan investor tersebut. Jika investor itu menggunakan banyak tenaga kerja daerah yang walaupun "no skill" bisa saja berpengaruh positif pada angka pengangguran di daerah ini.

"Akan tetapi, jika investor menggunakan lebih banyak tenaga profesional dari luar daerah dengan alasan daerah ini tidak ada tenaga tersebut, tentu tidak memberikan dampak positif terhadap tren penganggur," ujarnya.

Terkait dengan apakah NTT dapat menjadi provinsi pemasok garam terbesar di Indonesia, mantan dosen Ekonomi Universitas Kristen Kupang ini mengatakan tidak mungkin kalau lahannya hanya seluas seperti di Bipolo.

Sementara itu, Direktur PT Garam (Persero) Budi Sasongko beberapa waktu lalu mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah mengatur langkah agar ladang garam di Desa Bipolo, Kabupaten Kupang dikelola untuk memenuhi industri garam di Indonesia untuk mengurangi impor garam dari luar negeri.
 

KOMENTAR