Ini Jawaban Jokowi Saat Sandi Singgung Defisit Neraca Dagang US$ 8 Miliar

Sifi Masdi

Sunday, 14-04-2019 | 14:57 pm

MDN
Pasangan Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi di  debat kelima [ist]

Jakarta, Inako

Debat capres/cawapres terakhir Sabtu malam (13/4/2019) berlangsung sengit. Masing-masing capres/cawapres, baik nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma'ruf Amin maupun 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno beradu argumen mengenai topik ekonomi.

Salah satu topik yang ramai dibicarakan ialah masalah neraca perdagangan yang tekor. Isu ini disinggung oleh Sandiaga Uno. 

Sandiaga mempertanyakan solusi Jokowi mengatasi neraca dagang yang tekor sampai US$ 8 miliar. Apa respons Jokowi? Benarkah neraca dagang tekor? Apa solusi yang ditawarkan Sandiaga?

Sandiaga memulai pertanyaan dengan mengacu pada berita. "Satu berita bahwa neraca dagang Republik Indonesia masih tekor berapa, menyatakan 'bodoh banget kita' dan tentunya ini menjadi suatu hal yang membuat kami tersenyum bahwa sekarang kita defisit neraca perdagangan minus US$ 8 miliar dengan RRC kita minus US$ 18 miliar," kata Sandi dalam debat capres kelima di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Capres petahana Jokowi pun menjawab, neraca dagang saat ini mengalami perbaikan. Buktinya, defisit pada kuartal I tahun 2019 turun.

"Saya kira data terbaru yang saya sampaikan, tahun 2018 memang neraca kita defisit US$ 8 miliar. Tapi kuartal tahun ini defisit kita turun US$ 0,67 miliar. Artinya usaha kita bukan main-main," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, saat ini dirinya mendorong untuk memproduksi barang-barang substitusi impor di dalam negeri. Tujuannya agar impor bisa ditekan sehingga neraca dagang bisa membaik.

Di sektor migas, Jokowi mengatakan tengah mendorong pembangunan kilang. Kemudian, dirinya juga mendorong industrialisasi.

"Oleh karena itu, industrialisasi dan hilirisasi kita akan paksa dengan kebijakan. Kita juga akan batasi ekspor produk-produk sumber daya alam agar tidak terjadi transfer pricing. Tapi ini kan perlu waktu," ungkapnya.


 

KOMENTAR