Jerman mendesak 'kehati-hatian' dalam kemungkinan sanksi terhadap Rusia atas Ukraina

Hila Bame

Monday, 24-01-2022 | 06:32 am

MDN
Kanselir Jerman Olaf Scholz memberikan pernyataan di depan kabinet di Kanselir untuk membahas dan membahas rencana kebijakan Jerman untuk kepresidenan G7 di Berlin, Jerman, 21 Januari 2022. Michael Kappeler/Pool via REUTERS

 

 

BERLIN, INAKORAN

Pemimpin Jerman telah mendesak Eropa dan Amerika Serikat untuk berpikir hati-hati ketika mempertimbangkan sanksi terhadap Rusia untuk setiap agresi terhadap Ukraina dalam krisis yang mengadu pemasok gas utama Berlin dengan sekutu keamanan terbesarnya.

Di antara berbagai kemungkinan sanksi Barat terhadap pemerintah Presiden Vladmir Putin, Jerman dapat menghentikan pipa Nord Stream 2 dari Rusia jika menyerang Ukraina.

Tapi itu akan berisiko memperburuk krisis pasokan gas di Eropa yang menyebabkan harga energi melonjak.

"Kehati-hatian menentukan memilih tindakan yang akan memiliki efek terbesar pada mereka yang melanggar prinsip-prinsip yang disepakati bersama," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz Scholz seperti dikutip oleh surat kabar Sueddeutsche Zeitung pada hari Minggu.

"Pada saat yang sama, kita harus mempertimbangkan konsekuensi yang akan terjadi pada kita," tambah Scholz, dengan mengatakan tidak seorang pun harus berpikir ada tindakan yang tersedia tanpa konsekuensi untuk Jerman.

Menurut pra-rilis wawancara, Scholz juga membantah kesan bahwa Amerika Serikat dan Eropa tidak dapat menyetujui serangkaian sanksi bersama.

"Di lingkaran sekutu, kami menyepakati langkah-langkah yang mungkin dilakukan. Itu bagus. Kami harus bisa bertindak jika terjadi keadaan darurat," katanya.

Uni Eropa telah mengancam sanksi "besar-besaran" dan Senat Demokrat AS telah meluncurkan RUU yang berpotensi menghukum pejabat Rusia, pemimpin militer dan lembaga perbankan.

Rusia telah mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina tetapi menyangkal berencana untuk menyerang bekas republik Soviet. Ini sudah dikenakan beberapa sanksi sejak pencaplokan Krimea tahun 2014 dari tetangganya.

Scholz menolak permintaan Rusia untuk mengesampingkan keanggotaan Ukraina dalam aliansi militer transatlantik NATO. "Jaminan seperti itu tidak bisa diberikan," kata rektor.

Tetapi dia mengatakan bahwa keanggotaan NATO di negara-negara lain di Eropa timur "saat ini tidak ada dalam agenda sama sekali".

Sumber: Reuters

KOMENTAR