Ketimbang AHY, Khofifah Indar Parawansa Lebih Potensial untuk Dampingi Anies Baswedan

Timoteus Duang

Monday, 10-10-2022 | 14:57 pm

MDN
Anies Baswedan dan Khofifah Indar Prawansa

 

JAKARTA, INAKORAN.COM

Walaupun Partai NasDem telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres 2024, rencana koalisi bersama Demokrat dan PKS belum mencapai kesepakatan final. Bila nanti ketiganya sepakat membentuk poros koalisi, siapa yang akan mendampingi Anies sebagai Cawapres?

 

Demokrat pasti mengusulkan Agus Harimurti Yudhoyono. Sementara PKS memiliki tiga nama potensial, yakni Hidayat Nur Wahid, Ahmad Heryawan, dan Irwan Prayitno. Untuk bisa berkoalisi dengan NasDem, salah satu dari kedua partai ini harus mengalah.

Selain itu, kemungkinan lain yang bisa ditempuh oleh koalisi (yang belum terbentuk) ini adalah mencari sosok lain di luar Demokrat dan PKS.  

“Jika Demokrat tetap ngotot menyodorkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan PKS juga ngeyel menawarkan Hidayat Nur Wahid, Ahmad Heryawan, dan Irwan Prayitno maka ketua umum ketiga partai koalisi Gondangdia itu perlu mencari sosok lain,” ungkap Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi, Senin (10/10/2022).

 


Baca juga

Menko Airlangga: Pengembangan Energi Baru Terbarukan Jadi Prioritas dalam Akselerasi Transisi Energi


 

Kemungkinan ini ditempuh untuk menghindari stagnasi koalisi yang disebabkan oleh karena di antara Demokrat dan PKS tidak ada yang mau mengalah dan tetap ingin mengajukan kader mereka sebagai pendamping Anies Baswedan. Keputusan mengusung Cawapres dari luar bisa mendamaikan ketegangan ini.

Menurut Ari, kandidat Cawapres yang potensial untuk diusung mendampingi Anies adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Prawansa. Ada tiga alasan Khofifah lebih potensial ketimbang kandidat lain yang diusulkan, baik oleh Demokrat maupun PKS.

 


Baca juga

PBB akan mengambil aneksasi Rusia di Ukraina


 

Pertama, Gubernur Jawa Timur itu memiliki elektabilitas yang jauh lebih tinggi dari tiga kandidat cawapres PKS, walaupun masih di bawah atau setara dengan AHY.

Kedua, Khofifah dinilai lebih mampu memenangkan suara lebih banyak ketimbang AHY karena dia adalah pemimpin di salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia.

Ketiga, sebagai orang PKB, Khofifah bisa mempengaruhi para pemilih akar rumput PKB. “(Khofifah sebagai) Ketua Umum Muslimat NU, salah satu organisasi mantel PKB, sehingga berpotensi mencuri suara PKB yang merapat ke Gerindra,” ujar Ari.

 

KOMENTAR