Kurangnya Kesadaran, Gerakan Menabung Di Bank Sampah Masih Berjalan Sekitar 50 Persen
Kota Pekalongan, Inako
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan terus berupaya menciptakan berbagai inovasi guna pencegahan penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Salah satunya dengan mengkampanyekan Gerakan Menabung di Bank Sampah. Namun sayangnya, gerakan ini belum sepenuhnya berhasil dan hanya berjalan sekitar 50 persen nya saja.
Bank sampah merupakan suatu gerakan terobosan kecil yang berdampak luar bisa terhadap kelestarian lingkungan. Sebab,dalam mekanisme Bank sampah, DLH mengedepankan sistem pendauran sampah menjadi limbah yang bermanfaat.
Kepala DLH Kota Pekalongan, Purwanti, menyampaikan bahwa Gerakan menabung di bank sampah merupakan salah satu upaya mengurangi permasalahan sampah yang sudah menjadi isu nasional dan jadi alternatif bagi masyarakat untuk menambah pendapatan. Menurut Purwanti, bank sampah harus dioptimalkan untuk mereduksi sampah di tingkat hulu. Sehingga, melalui gerakan menabung di bank sampah ini terbukti efektif mampu mengurangi beban atau volume sampah yang terkirim di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sehingga masyarakat juga tergugah kesadarannya dalam mengelola sampah.
“Jika kesadaran akan kebersihan dan pengelolaan sampah sudah baik, tentu nantinya volume sampah akan bisa berkurang. Untuk Bank Sampah Induk Kota Pekalongan sendiri letaknya di Kelurahan Kuripan Kertoharjo, sedangkan total bank sampah yang telah terbentuk saat ini dibawah naungannya hingga tingkat RW sebanyak 54 unit, namun yang berjalan hanya 50 persen, ditambah dari komunitas atau organisasi masyarakat yang peduli lingkungan, kelurahan dan sekolah,” tutur Purwanti saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (27/1/2020).
Purwanti menegaskan gerakan pilah sampah dari rumah bisa mulai digencarkan untuk membangun kesadaran masyarakat memilah sampah rumah tangga di antaranya sampah organik dan yang bisa didaur ulang dimana sampah yang sudah dipilah oleh masyarakat, akan dikumpulkan ke bank-bank sampah. Di sana, sampah bernilai ekonomi seperti botol plastik, kardus dan lain-lain bisa dijual yang secara tidak langsung juga dapat berdampak pada meningkatnya taraf ekonomi masyarakat.
“Pengurangan sampah dimulai dengan memilah sampah yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut dan punya nilai ekonomis. Pengurangan sampah di sumber yang menjadi kegiatan strategis daerah perlu gerakan dari semua masyarakat, tak terkecuali masyarakat sekitar hingga tingkat pelajar,” pungkas Purwanti.
TAG#bank sampah #DLH Kota Pekalongan #Kota Pekalongan
188625153
KOMENTAR