Menanam lu...Sampe Kapan lu orang bagi-bagi bansos

Hila Bame

Thursday, 14-05-2020 | 12:12 pm

MDN
Putri Simorangkir (dua dari kiri) dan tim kreatif dari IAC19 menuju ketahanan Pangan minus bansos

 

Jakarta, Inako

 

" Iyalahhh.. seberapa banyak bansos lu bagi-bagi, lama-lama dengan alasan ste home,(stay at home-red) apa namanya tuh, lama-lama orang tidur" ujar Halomoan, atau tersohor disapa ko Fusen kepada inakoran Kamis (14/5/2020).

"Pasti ada jalanlah, jangan pura-pura diam lanjut ko Fusen pengusaha di kawasan Pergudangan Kosambi Jakarta Barat, ketika ditanya bansos dan corona. 

Bansos, untuk jangka pendek layaknya obat generik penghilang rasa sakit di kepala manusia. Dalam banyak kasus dari sekian banyak perkara carity ia, menjelma sebagai corona dengan series terbaru dan obatnya kecuali menanam, hampir pasti aplikator manapun tiada dapat menyembuhknannya dari fakta aplikasi bukanlah makanan. 

" Aplikasi kan cuma ekosistem, yang kita makan tetap sajian di resto dan cabe, kelapa, beras para petani kita, ujar Harry Susianto, Ph.D.  Dosen Psikologi UI, kepada Inakoran  saat seminar Behavior Shifting Era digital beberapa waktu lalu.

Jadi jangan lupa menanam, lanjut Harry. 

Urban farming adalah suatu konsep pertanian kota yang sangat tepat untuk diterapkan di masa pandemi Covid-19.  Konsep urban farming adalah berkebun di lahan yang terbatas.  Hasil panennya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan dapat menunjang kondisi ekonomi masyarakat itu sendiri melalui pemasaran hasil panen urban farming.

Pot, sebagai kebun buatan  untuk mempertahankan pangan  dibalik kekejaman corona
Foto: IAC-19
 

Program urban farming sangat tepat diterapkan pada masyarakat marginal bawah, banyak yang sudah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri.  Selama ini aksi sosial yang dilakukan oleh para donator/dermawan adalah dengan mendonasikan nasi kotak, sembako dan kebutuhan pangan lainnya.  Namun tindakan ini dirasa kurang tepat, bantuan ini hanya untuk sementara saja dan bukan untuk jangka panjang.  

Program urban farming yang digagas oleh penggiat Indonesia Against Covid -19 (IAC-19), menyampaikan bahwa jika program urban farming diikuti oleh masyarakat banyak, maka urban farming akan memiliki dampak yang lebih besar bagi kelangsungan hidup masyarakat perkotaan.


IAC19 dan rekarasa ladang menuju swasembada pangan mereduksi bansos, yang diakui pemajal kreativitas

 

Menurut Agnes Lourda Budhidarma selaku koordinator IAC-19, pemerintah kota mempunyai andil yang penting dalam menyediakan regulasi khusus untuk mendukung penerapan urban farming, termasuk soal kebijakan hal guna lahan.  Sejumlah penelitian pun menyebutkan bahwa urban farming dapat menjadi konsep pertanian ideal di masa depan.   

Lourda
 

“Saat ini masyarakat bawah sedang dalam darurat pangan”, ungkap  Lourda.  Pemerintah patut menyusun langkah-langkah konkrit untuk mencegah darurat pangan.  

BAC JUGA:  Bom waktu Pendidikan: Jumlah Lulusan PT meningkat VS Lapangan Kerja yang menyempit

Program urban farming merupakan salah satu solusi, untuk ketersediaan bahan makanan dan memperkuat ketahanan pangan kota itu sendiri.  Selain ketahanan pangan, urban farming juga dapat menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong dalam lingkungan masyarakat kota. 

“Banyak manfaat yang didapat jika urban farming ini diterapkan secara luas,” jelas Lourda kembali.

IAC-19 sudah menyampaikan program urban farming kepada beberapa Deputi terkait di Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), dan sejauh ini program urban farming ini dianggap mempunyai kualitas dalam meningkatkan ketahan pangan khususnya masyarakat perkotaan yang terdampak Covid-19.

BACA   JUGA:     Saham yang Layak Dicermati Hari Ini, 14 Mei 2020

Lourda mengatakan "Di tanggal 13 Mei 2020 ini adalah acara peluncuran program urban farming IAC-19, yang serah terima secara simbolik kepada beberapa RT/RW di DKI Jakarta, sebagai inisiasi dari suatu pergerakan awal yang diharapkan akan diikuti oleh masyarakat banyak”.

Menurut Putri Simorangkir, salah satu penggiat urban farming IAC-19, di tahap awal program urban farming akan dilakukan uji coba 14 ember dengan bibit ikan dan kangkung kepada 14 RT di daerah Jakarta Pusat, Barat dan Timur.

Putri Simorangkir
 

 “Jika hasilnya bagus, program akan kita perluas ke daerah perkotaan lainnya”, ujar Putri yang mendampingi koordinator IAC-19 (13/5/20).

“Urban farming  dapat dilakukan di tengah keterbatasan,
 khususnya keterbatan lahan namun urban farming memiliki dampak yang besar bagi kelangsungan hidup masyarakat kota,” tutup Lourda di jumpa pers pada Rabu, 13 Mei 2020.


Info terkait IAC-19, kunjungi website www.kabcare.com

TAG#IAC

204713334

KOMENTAR