Pasar Saham Respon Negatif Terhadap Kemenangan Trump
Jakarta, Inakoran
Pasar saham Indonesia mengalami tekanan signifikan, tercermin dari melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka di zona merah. Pelemahan ini mencerminkan reaksi pasar yang hati-hati terhadap kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS yang baru-baru ini digelar.
Berdasarkan data dari RTI Business, IHSG terkoreksi sebesar 0,14% atau turun 10,30 poin, berada di level 7.373,56 pada pukul 09.00 WIB. Saham-saham berkapitalisasi besar turut mengalami penurunan, memperberat kinerja indeks.
Beberapa saham dengan koreksi terbesar di antaranya adalah: BBCA (Bank Central Asia) turun 0,96%, PANI (PT Pantai Indah Kapuk Tbk) terkoreksi 1,63%, BMRI (Bank Mandiri) melemah 1,15%, BREN (Barito Renewables) melemah 1,96%, ADRO (Adaro Energy) turun 1,00%.
Pada pukul 09.05 WIB, pasar mencatat 236 saham melemah, 153 saham menguat, dan 174 saham stagnan dari posisi sehari sebelumnya. IHSG sempat menyentuh titik tertinggi di level 7.386,38, namun juga mencatat titik terendah di 7.311,21, menunjukkan volatilitas pasar yang cukup tinggi.
BACA JUGA:
Rekomendasi dan Arah Pergerakan Saham: Rabu, 6 November 2024
Kemenangan Trump Redam Ambisi PM Jepang Untuk Mengubah Pakta Pasukan AS
Patrick Walujo Optimis GOTO Capai Break-Even di Akhir 2024
Pada sesi awal perdagangan, kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp12.268 triliun, dengan total nilai transaksi mencapai Rp1,22 triliun. Beberapa saham dengan nilai transaksi tertinggi antara lain BBCA dengan Rp255,33 miliar dan BRMS (Bumi Resources Minerals) yang mencapai Rp203,11 miliar. Seluruh sektor saham bergerak di zona pelemahan, dengan koreksi terdalam pada sektor industri dasar yang turun sebesar 2,15%, disusul sektor energi yang melemah 1,19%.
Proyeksi Pergerakan IHSG
Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menyatakan bahwa meskipun IHSG dibuka melemah, peluang untuk technical rebound tetap terbuka.
Ia memperkirakan IHSG berpotensi menguat ke kisaran 7.400 hingga 7.430 pada perdagangan hari ini, didorong oleh antisipasi pasar terhadap keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) pada tanggal 6-7 November 2024. The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, yang diharapkan dapat memberikan angin segar bagi pasar.
Di saat pasar Indonesia mengalami pelemahan, Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Wall Street justru menguat lebih dari 1.500 poin atau 3,57% pada hari Rabu, 6 November 2024, sehari setelah kemenangan Trump. Di sisi lain, mayoritas indeks di Eropa ditutup melemah, mencerminkan reaksi yang berbeda di kalangan pelaku pasar global.
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS memberikan sentimen campuran bagi pasar global. Investor menilai kebijakan ekonomi Trump, terutama terkait pemotongan pajak dan kebijakan perdagangan, berpotensi meningkatkan ketidakpastian, terutama bagi pasar negara berkembang yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan suku bunga global. Di sisi lain, kebijakan suku bunga The Fed yang cenderung dovish memberikan optimisme jangka pendek.
Disclaimer:
Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.
KOMENTAR