Penembak Abe Awalnya Mau Menyerang Pemimpin Kelompok Agama

Jakarta, Inakoran
Pria yang menembak mati mantan Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan kepada polisi bahwa dia awalnya berencana menyerang seorang pemimpin kelompok agama, kata sumber investigasi Sabtu.
Menurut polisi, pria bernama Tetsuya Yamagami (41) itu mengatakan, dia memiliki dendam terhadap "organisasi tertentu" - mungkin kelompok agama - yang dia yakini terkait dengan Abe.
Abe meninggal pada hari Jumat setelah ditembak dari belakang selama pidato tunggul di dekat stasiun kereta api di prefektur barat Nara. Yamagami ditangkap di tempat dia memegang senjata rakitan.

Yamagami membantah dia melakukan kejahatan itu karena dia menentang keyakinan politik Abe, menurut polisi.
Polisi menggeledah rumahnya Jumat, menemukan barang-barang yang diyakini bahan peledak dan senjata rakitan, kata mereka.
Yamagami, yang sekarang menganggur, bekerja di sebuah pabrik di wilayah Kansai dari sekitar musim gugur 2020, tetapi dia berhenti pada Mei tahun ini, menurut seorang karyawan agen kepegawaian. Dia sebelumnya adalah anggota Pasukan Bela Diri Maritim selama sekitar tiga tahun hingga Agustus 2005.
Pada Sabtu pagi, sebuah mobil yang membawa jenazah Abe meninggalkan rumah sakit di Nara tempat otopsinya dilakukan. Istrinya, Akie, berada di dalam mobil dan jenazahnya diperkirakan akan tiba di Tokyo pada siang hari.
Otopsi menentukan bahwa ada dua luka tembak, di lengan kiri atas dan leher Abe, kata polisi. Ada luka lain di leher tetapi tidak diketahui bagaimana penyebabnya, kata mereka.

Perdana Menteri Fumio Kishida melakukan percakapan telepon dengan Presiden AS Joe Biden pada hari Sabtu, dengan Biden menyatakan belasungkawa atas kematian Abe, pemimpin terlama di Jepang.
Biden mencatat "kepercayaan yang tak tergoyahkan pada kekuatan demokrasi Jepang" dan kedua pemimpin itu juga membahas bagaimana warisan Abe akan terus hidup ketika kedua negara melanjutkan tugas penting mempertahankan perdamaian dan demokrasi, menurut Gedung Putih.
Kishida mengatakan kepada wartawan setelah pembicaraan telepon bahwa dia telah menyampaikan kepada Biden kesediaan Jepang untuk "melindungi demokrasi tanpa menyerah pada kekerasan."
TAG#shinzo abe, #pm jepang, #penembakan
200686733
KOMENTAR