Soal Palestina, Jepang Mengusulkan Solusi Dua Negara di Konferensi PBB

Binsar

Wednesday, 24-09-2025 | 11:31 am

MDN
Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya menyampaikan pidato pada konferensi internasional tentang isu-isu Palestina di markas besar PBB di New York pada 22 September 2025 (ist)

 

 

Jakarta, Inakoran

Jepang pada hari Senin tidak jadi bergabung dengan daftar negara yang mengakui negara Palestina pada pertemuan tingkat tinggi PBB, tetapi menekankan bahwa solusi dua negara tetap menjadi satu-satunya jalan yang layak menuju perdamaian abadi bagi Israel dan Palestina.

"Persoalan pengakuan negara Palestina bukanlah soal apakah, melainkan kapan," ujar Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya dalam konferensi di kantor pusat badan dunia tersebut di New York, dilansir dari Kyodonews

 

Jepang juga sedang memantau perkembangan di kawasan dengan saksama, sambil melanjutkan perundingan komprehensifnya dengan lebih serius.

Keputusan Jepang untuk tidak mengakui kenegaraan Palestina bertentangan dengan beberapa negara Barat utama, termasuk Inggris, Kanada, dan Prancis, dan sejalan dengan Amerika Serikat, sekutu terdekat Tokyo.

Jumlah negara yang mengakui Palestina telah mencapai hampir 160, melampaui 80 persen dari 193 negara anggota PBB.

Namun, tidak seperti pemerintahan Presiden AS Donald Trump, yang telah memberikan dukungan kuat kepada Israel dalam konfliknya dengan kelompok militan Palestina Hamas, Iwaya mengatakan bahwa Jepang "mengutuk keras" tindakan "sepihak" Israel, termasuk intensifikasi operasi militer di Gaza dan perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat.

"Jika Israel mengambil tindakan lebih lanjut yang menghalangi terwujudnya solusi dua negara, Jepang akan dipaksa untuk memperkenalkan langkah-langkah baru sebagai tanggapan," kata Iwaya.

Pada saat yang sama, Iwaya mendesak Hamas untuk membebaskan semua sandera yang tersisa yang ditangkap oleh kelompok militan tersebut selama serangannya tahun 2023 terhadap Israel dan melucuti senjatanya.

Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya (ist)

 

 

Menjelang Debat Umum Majelis Umum PBB pada hari Selasa, Prancis dan Arab Saudi menjadi tuan rumah bersama konferensi yang bertujuan untuk menghidupkan kembali momentum pembentukan negara Palestina di samping Israel.

Presiden Prancis Emmanuel Macron secara resmi mengakui negara Palestina, mengikuti Australia, Inggris, Kanada, dan Portugal, yang melakukannya pada hari Minggu.

Macron mengatakan pengakuan tersebut adalah "satu-satunya solusi yang akan memungkinkan Israel hidup damai."

Amerika Serikat, satu-satunya anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang tidak mengakui negara Palestina, dan Israel memboikot pertemuan tersebut.

Mereka menegaskan bahwa mengakui negara Palestina akan membuat Hamas semakin berani dan memperpanjang perang yang telah berlangsung hampir dua tahun.

 

 

 

 

KOMENTAR