Masakatsu Uchiyama: Nasi Mempertemukan Indonesia-Jepang
Masakatsu Uchiyama, seorang petani padi asal Prefektur Fukushima Jepang mengatakan, nasi telah mempertemukan dirinya dengan sejumlah orang Indonesia, khususnya dengan sekelompok petani padi di negeri ini.
Pernyataan tersebut tercetus dari mulut Masakatsu Uchiyama, saat menjadi narasumber dalam Seminar Persahabatan Indonesia-Jepang Melalui Teknologi Pertanian, yang diselenggarakan oleh Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta, bekerja sama dengan Tokyo MX TV, di Kampus Universitas Mercu Buana, Jakarta, Senin (5/2/2018).
Pernyataan Masakatsu mungkin terdengar lucu, mengingat persahabatan Indonesia-Jepang selama 60 tahun, selalu didominasi oleh transfer teknologi dan industri khususnya industri otomotif.
Masakatsu memang tidak menampik soal teknologi, sebab fakta memang memperlihatkan, bagaimana teknologi dan industri Jepang begitu mendominasi di negeri ini.
Namun, melalui seminar itu, terungkap sisi lain kemajuan yang dimiliki Jepang yakni dalam bidang teknologi pertanian, khususnya, pertanian tanaman pangan.
Menurut Masakatsu, saat ini, Jepang adalah pemegang predikat sebagai negara penghasil beras organik terbaik dunia dalam tiga tahun terakhir. Dan itu menjadi bukti betapa Negara itu menunjukkan kemajuan yang sangat menonjol dalam bidang teknologi pertanian pangan khususnya padi organik.
Uchiyama adalah seorang petani modern Jepang yang telah menekuni dunia pertanian selama hampir setengah abad.
Dalam paparannya, Uchiyama mengatakan, beras organik Jepang menjadi yang terbaik di dunia selama tiga tahun terakhir.
Beras organik, kata Uchiyama, berasal dari padi organik. Secara prinsip, memproduksi padi organik tentu tidak terlalu berbeda jauh dari prinsip umum yang telah dikenal di seluruh Negara penghasil padi.
Namun, yang membuat beras organik Jepang tetap nomor satu, lanjut Uchiyama, adalah soal standar penyimpanan paska panen.
Paska panen, kata Uchiyama, padi disimpan di dalam lumbung yang ber-AC dengan suhu sekitar 20 derajat celcius. Ruang AC dan suhu yang terukur itulah, lanjut Uchiyama, yang membuat beras tetap tetap memiliki mutu terbaik saat diolah menjadi makanan.
Uchiyama menambahkan, di Jepang, padi hanya dipanen sekali setahun, namun negara itu tidak pernah mengalami defisit stok beras selama setahun, bahkan selalu surplus, katanya.
Dalam seminar itu, Masakatsu Uchiyama didampingi oleh dua narasumber lain yang juga rekan sesama petani dari Prefektur Fukushima yakni Masahiro Wada dan Masayuki Okabe.
Seminar itu juga dihadiri staf dari Kementerian Dalam Negeri Jepang Fumiko Nohara, Sekretaris Kedubes Jepang untuk Indonesia Kaneko Yusuke, dan Direktur Tokyo MX TV Nobuyoshi Shirota.
Meski semua narasumber dan staf yang hadir tidak bisa berbicara bahasa Indonesia, namun para peserta seminar dapat memahami materi yang disampaikan karena dialihbahasakan dengan baik oleh Urara Numazawa sebagai penerjemah dalam seminar tersebut.
[embed]https://youtu.be/eIZ7VtQYfdA[/embed]
178394140
KOMENTAR