Indonesia dan Jepang Kerja Sama Menggali Sisa-sisa Jasad Tentara Jepang yang Gugur Saat Perang

Jakarta, Inakoran
Tim penggali gabungan Jepang dan Indonesia telah melakukan survei kolaboratif pertama kedua negara untuk menemukan sisa-sisa jasad tentara Jepang yang tewas di Pulau Wakde di Indonesia bagian timur selama Perang Dunia II.
Mengutip Kyodonews, jenazah yang ditemukan oleh tim, bersama dengan anggota keluarga korban, dijadwalkan untuk identifikasi DNA dan repatriasi, menurut pemerintah Jepang. Sekitar 600 tentara Jepang tewas dalam pertempuran terakhir di pulau itu, yang direbut oleh militer AS pada Mei 1944.
Hanya segelintir tentara Jepang yang selamat dari pertempuran di pulau itu, tempat pangkalan udara militer kekaisaran Jepang berada. Sebelum survei gabungan, Jepang telah melakukan penggalian pada tahun 2004 dan menemukan 16 set jenazah.
Para arkeolog, anggota keluarga korban, dan penduduk setempat yang membantu mereka sedang melakukan penggalian di pulau terpencil di Provinsi Papua, Indonesia, di bawah terik matahari pada akhir Juli dan awal Agustus ketika Kyodo News melaporkan kegiatan mereka.
Mereka mengenakan masker wajah untuk mencegah keringat menetes ke benda-benda yang ditemukan di lereng dekat titik pendaratan pasukan AS, kemungkinan parit garis depan tentara Jepang. Mereka dengan cermat menyaring tanah di sekitarnya.
Seorang anggota tim dan arkeolog dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia, Marlin Tolla, mengatakan tim awalnya mengira hanya ada sisa-sisa satu individu di sebidang tanah yang mereka survei pada 31 Juli, tetapi ternyata ada dua.
"Posisi (dua jenazah) itu tergeletak bertumpuk, dengan kepala jenazah jenazah kedua ditemukan bertumpu pada kaki jenazah jenazah pertama," ujarnya usai penggalian.
Ryoko Hidehira, 84, yang belum menemukan jenazah ayahnya yang meninggal di Provinsi Papua Barat, Indonesia selama perang, bergabung dalam penggalian.
"Setiap jenazah adalah ayah saya bagi saya," kata penduduk Kasaoka di Prefektur Okayama, Jepang, yang telah berpartisipasi dalam upaya pemerintah Jepang untuk menemukan jenazah prajurit yang gugur di luar negeri sejak tahun 1996, dengan melakukan perjalanan ke berbagai negara.
Sambil membawa kuas rias, Hidehira dengan lembut membersihkan debu dari tulang-tulang dan berbisik kepada kedua jenazah itu, "Maaf, lama sekali. Ayo kita pulang bersama."
Setelah penggalian, ia mempersembahkan butiran beras di lokasi tersebut dan mendedikasikan waktu mengheningkan cipta untuk mengenang mereka yang gugur.
Meriam peninggalan tentara Jepang di lokasi wisata bersejarah Sarmi, Papua (ist)
Para arkeolog mengindikasikan bahwa kedua jenazah tersebut adalah pria berusia 20-an atau 30-an. Salah satunya menunjukkan tanda-tanda trauma parah pada tengkorak, kemungkinan akibat pertempuran. Serpihan peluru, lebih dari selusin peluru, pecahan logam berbentuk J yang kemungkinan merupakan paku dari sepatu bot militer Jepang, sebuah granat, dan bayonet juga ditemukan di dekatnya.
Lokasi di mana tulang-tulang itu terkubur pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang penduduk setempat yang sedang menggali tanah di belakang rumahnya, menurut tim penggali.
Seorang pejabat dari Kementerian Kesehatan, Kesejahteraan, dan Tenaga Kerja Jepang mengatakan semakin sulit bagi anggota lanjut usia dari keluarga korban tentara Jepang untuk berkontribusi dalam penggalian di luar negeri, dan menekankan perlunya melibatkan lebih banyak ahli.
Menurut kementerian, sekitar 53.000 tentara Jepang tewas di wilayah Indonesia di pulau Nugini dan sekitar 20.000 masih hilang.
TAG#indonesia, #jepang, #jasad, #tentara jepang, #perang dunia 2
210840404

KOMENTAR