Pengamat Sebut Pemerintah Terkesan Kurang Serius Laksanakan Reforma Agraria

Junny Yanti

Tuesday, 06-02-2024 | 14:52 pm

MDN
Pengamat Agraria Chandra Aprianto pada diskusi “Menagih Janji Capres dan Cawapres” mengenai isu keadilan agraria dan kesejahteraan sosial di Cik9 Building, Cikini, Jakarta Pusat. FOTO: Inakoran/Aril Suhardi

JAKARTA, INAKORAN.COM

Pengamat Agraria Chandra Aprianto menekankan pentingnya reforma agraria dan restrukturisasi birokrasi. Menurut dia, dua hal ini perlu diseimbangkan.

Namun, Chanda melihat pemerintah sepertinya kurang serius dalam menjalankan kedua hal ini. 

Padahal, konsep pemerintahan Jokowi menekankan pentingnya reforma agraria untuk penanggulangan kemiskinan.

“Reforma agraria adalah satu cara untuk mengurangi kemiskinan di republik ini, begitu kira-kira intinya konsep dari pemerintahan jokowi,” ucap Chandra pada diskusi “Menagih Janji Capres dan Cawapres” mengenai isu keadilan agraria dan kesejahteraan sosial di Cik9 Building, Cikini, Jakarta Pusat, dikutip Selasa (6/2/2024).

BACA JUGA: Seruan Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Se-Indonesia kepada Presiden Jokowi: Jangan Korbankan Negara demi Kepentingan Kelompok dan Keluarga

Chandra menilai, reforma agraria belum bisa terwujud karena adanya satu sistem birokrasi yang semrawut. Menurut dia, para birokrat tampak tidak serius untuk mewujudkan hal ini. 

“Jadi revolusi mental atau satu gerakan untuk menata ulang birokrasi itu belum terlaksana dengan baik,” ungkap pengamat agraria itu.

“Itu semua seperti dilupakan untuk dibicarakan, birokrasi, jadi seolah-olah tidak serius. Walaupun ada peraturan presiden, ada ide di Nawacita, kalau itu tidak dikelola dengan baik, tidak akan mampu mengelolanya,”

Chandra melihat bahwa isu ketimpangan agraria masih berlangsung di Indonesia. Di satu sisi, Indonesia terkenal dengan sumber daya alam yang melimpah. Namun, di lain sisi, SDA ini belum dikelola secara optimal.

BACA JUGA: Food Estate Dinilai Kapitalistik dan Bertentangan dengan Reforma Agraria

“Indonesia ini lahir karena kekayaan sumber daya alam,” ungkap Chandra.

“Tapi masih terjadi rendahnya akses petani terhadap tanah, belum optimalnya pendayagunaan sumber lahan sebagai sumber daya,itu sangat lemah sekali,” tambahnya.

Chandra menyoroti juga gagasan yang diusung oleh setiap kontestan Pilpres 2024. Dia menyayangkan, tidak ada paslon yang serius memperhatikan isu reforma agraria.. 

“Kenapa Capres- cawapres belum berbicara secara utuh soal keadilan agraria,” kata Chandra.

Chandra berharap, ke depannya para  paslon bisa lebih memperhatikan isu ini.

“Kalau ada paslon yang kemudian menangkap ini, harusnya dia berangkat dari ideologi bangsa ini yaitu Pancasila dan UUD 1945. Karena ini merupakan penuntun bagi gagasan penataan ulang sumber-sumber agraria, upaya penataannya tidak hanya soal hukum dan kebijakan, tapi juga birokrasi,” tegas Chandra. 


 

KOMENTAR