Perdana Menteri Taiwan mendapat suntikan AstraZeneca COVID-19 saat pulau memulai kampanye vaksin

Hila Bame

Monday, 22-03-2021 | 09:06 am

MDN
Warga Taiwan memakai masker wajah untuk melindungi dari penyebaran virus korona di Taipei, 20 Maret 2021. (Foto: AP / Chiang Ying-ying)

 

TAIPEI, INAKORAN

 

Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang menerima suntikan AstraZeneca COVID-19 pada hari Senin (22 Maret) ketika pulau itu memulai kampanye vaksinasi.

"Saya baru saja selesai mendapatkan suntikan, tidak ada rasa sakit di tempat suntikan, dan tidak ada rasa sakit di tubuh," kata Su kepada wartawan di sebuah rumah sakit Taipei, seperti dilansir Reuters Senin (22/3)

 

“Dokter menyuruh saya untuk lebih banyak minum air rebusan dan istirahat sebentar. Poin pertama akan saya ikuti, dan poin kedua mungkin lebih sulit. Tapi saya akan tetap berusaha untuk istirahat semaksimal mungkin,” imbuhnya.


BACA:  

Denmark melaporkan 2 kasus pembekuan darah setelah AstraZeneca COVID-19 ditembak

 


 

Lebih dari selusin negara Eropa menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca minggu lalu di tengah kekhawatiran tentang keamanannya setelah melaporkan sejumlah kecil kelainan darah.

 

Direktur Eropa Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Kamis bahwa manfaat tembakan jauh lebih besar daripada risikonya, dan penggunaannya secara luas dilanjutkan pada hari Jumat.

 

Vaksin pertama Taiwan - 117.000 dosis suntikan AstraZeneca - tiba di pulau itu awal bulan ini dari pabrik Korea Selatan.

Sekitar 60.000 orang mengantre untuk mendapatkan vaksinasi pertama dan Taiwan memprioritaskan petugas kesehatan.

Pada bulan Desember, Taiwan menyatakan telah setuju untuk membeli hampir 20 juta dosis vaksin, termasuk 10 juta dari AstraZeneca.

Pemerintah Taiwan telah mengecilkan kekhawatiran tentang terlambatnya program vaksinasi, dengan mengatakan bahwa dengan tingkat kasus yang rendah tidak ada urgensi yang ada di negara lain di mana pandemi tetap merajalela.

Hanya 33 orang yang masih dirawat di rumah sakit karena COVID-19 di Taiwan. Pulau ini telah mengendalikan pandemi dengan baik berkat pencegahan dini dan efektif, termasuk menutup sebagian besar perbatasannya.

 

 

KOMENTAR