Petani Aceh Utara Tolak Traktor Panen

Lhoksukon, Inako – 

Ratusan petani sawah di Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara, Provisi Aceh menolak kehadiran traktor panen yang didatangkan ke areal persawahan mereka. Mereka beralasan, kehadiran alat pemanen padi itu mengakibatkan para petani terancam menganggur.

"Kami menolak mesin panen padi ini, karena dapat menyebabkan para petani di gampong (desa) kami menganggur," kata T Najamuddin alias Si Om, koordinator urusan dalam penolakan traktor panen itu di Desa Meunasah Geudong, Kamis (22/2/2018).

Menurut Si OM, selama ini ada ratusan buru tani menggantungkan rejeki mereka dari jual, jasa tenaga saat musin panen. Dengan kehadiran mesin pemanen padi, otomatis tenaga mereka tidfak dibutuhkan lagi oleh pemilik sawah. Itu berarti akan tercipta kelompok penganggur baru di daerah itu.

Menurut Najamuddin, penolakan ini berawal saat seorang petani di desa tersebut mendatangkan mesin itu ke salah satu petak sawah sekitar pukul 10.00 WIB, aksi ini diketahui petani lainnya sehingga diambil kesimpulan untuk dihentikan.

Lebih lanjut Najamuddin mengatakan, penolakan juga berdasarkan hasil keputusan bersama dalam sebuah musyawarah di meunasah (surau) desa itu pada Senin (19/2) malam.

Dalam rapat tersebut, kata Najamuddin lagi, siapa saja yang mendatangkan mesin pemanen padi ini akan mendapat sanksi Rp 10 juta.

Kapolres Aceh Utara AKBP Ahmad Untung Surianata melalui Kapolsek Baktiya Iptu Suparyo dihubungi terpisah mengatakan, di desa tersebut memang telah digelar sebuah rapat tentang larangan memanen padi dengan traktor panen tersebut.

"Sebanyak 326 warga menandatangani surat larangan memotong padi menggunakan mesin tersebut," katanya.

Sedangkan petani yang mendatangkan traktor panen itu, kata Kapolsek, hanya untuk memanen padi di sawah pribadi dan keluarganya saja, bukan memanen di sawah petani lainnya.

Dari pantauan, para petani melakukan penolakan ini secara baik-baik alias berlangsung aman dan kondusif. Usai mendapat penolakan, traktor pemanen padi itu ditarik dari sawah untuk diamankan sementara waktu agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.