Potret Kunker Puan ke Jateng, Dari Pembagian KIP Kuliah, Blusukan ke Pasar Hingga Peresmian Objek Wisata

Sifi Masdi

Thursday, 28-04-2022 | 17:19 pm

MDN
Ketua DPR Puan Maharani berselfi bersama dengan para mahasiswa penerima KIP Kuliah di Hotel Sunan Solo,  Jateng, Selasa (26/4) [inakoran]

 

 

Jakarta, Inako

Ketua DPR Puan Maharani mengadakan serangkaian kunjungan kerja (Kunker)  ke sejumlah tempat di Jawa Tengah. Salah satunya adalah blusukan ke Pasar Jungke, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Dalam blusukan kali ini, Puan didampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Pekerjaan dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Tujuannya adalah untuk meninjau kondisi pasar serta memastikan harga bahan pokok jelang Hari Raya Idul Fitri.

Lawatan Puan kali ke Jawa Tengah disambut bak putri mahkota. Spanduk bergambar Puan terpampang di setiap sudut jalan Solo Raya, titik Kunker  Puan dari 26 dan 27 April 2022. Dari ukuran kecil hingga besar. Dari yang mengenakan pakaian formil, adat Jawa, hingga seragam PDIP.  Serupa dengan Puan, bendera PDIP juga marak menghiasai trotoar jalan Solo Raya. Khususnya Wonogiri, Sragen, dan Karanganyar. Pasalnya, Puan juga mengunjungi markas PDIP di ketiga wilayah tersebut.

KIP Kuliah

Cucu Proklamator Bung Karno ini memulai kunkernya ke markas Ganjar Pranowo dengan  membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/7). Saat tiba di Hotel Sunan, Puan disambut  dengan tarian khas Solo oleh 12 penari yang terdiri dari pria dan wanita.

Puan Maharani dengan para mahasiswa penerima KIP Kuliah [inakoran]

 

Di akhir tarian, para penari mengacungkan salam hangat tanda selamat datang kepada Puan. Sambil berjalan, Puan yang mengenakan pakaian serba hitam itu balik memberikan salam kepada mereka dan peserta yang telah menunggunya.

Di lokasi acara, Puan telah ditunggu ratusan penerima KIP kuliah, baik pria maupun wanita. Mereka berasal dari berbagai universitas yang tersebar di Jawa Tengah. Juga, terlihat sejumlah dosen yang ikut menemani para mahasiswanya. Mereka hadir tanpa beban. Sebab uang kuliah tunggal (UKT) per semester dan operasional kuliah telah dijamin KIP.

Selanjutnya Puan meneruskan perjalanan ke Wonogiri, Jateng, tepatnya Dusun Joho, Desa Giriwono. Puan harus menumpang helikopter ke daerah yang terkenal dengan Nasi Tiwul itu Puan harus menumpang pesawat, lantaran jarak dari Solo ke Wonogiri memakan waktu 2-3 jam. Tujuan Puan ke Wonogiri adalah menyerahkan Bantuan Stimulan Penyediaan Rumah Swadaya Individu Prasejahtera.

Dalam kesempatan ini, Ketua DPR itu berdialog dengan 150 orang kepala rumah tangga yang mendapatkan bantuan. Total, ada 280 rumah yang menerima bantuan. Setiap rumahnya mendapat bantuan sebesar Rp 35 juta dengan target renovasi selama 1 bulan.

“Rumah itu harus nyaman dan layak huni. Karena rumah itu tempat keluarga berkumpul. Tempat suami istri memulai hidup berkeluarga, tempat anak-anak pertama dididik dan tumbuh. Jadi kalau secara fisik saja sudah tidak layak, tentu akan turut mempengaruhi kehidupan keluarga yang menempatinya," tutur putri Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri itu.

 

 

 

Dalam temu dialog dengan Puan, salah seorang warga Desa Dusun Joho bernama Suyadi mengaku happy menerima program bantuan Rumah Layak Huni. Selama proses pengerjaan, dia dan keluarga menumpang di rumah saudara terdekatnya. Bagi Suyadi, ini berkah Ramadan karena selama ini ia dan enam anggota keluarganya tinggal di rumah yang tidak layak huni.

“Renovasi sekitar 1-2 bulan, karena dirombak total. Jadi dibangun dari awal,” tutur Suyadi saat berdialog dengan  Puan.

Puan Presiden

Usai berdialog dengan warga, selanjutnya Puan menyapa kader Banteng yang memang menunggunya di Kantor DPC PDIP Wonogiri. Saat turun dari mobil Alphard RI 6, teriakan nama Puan menggema. Bahkan ada embel-embel kata presiden. 'Puan Presiden'. Teriakan yang terus terulang jika Puan mengunjungi wilayah yang menjadi ceruk suara Banteng.

Aktifitas Puan di kantor cabang Banteng tidak pernah berbeda. Mengobarkan semangat kader agar mampu membawa PDIP kembali memenangi Pemilu untuk ketiga kalinya.

"Apakah kita siap membawa PDI Perjuangan memenangkan Pemilu hingga hattrick, tiga kali berturut-turut?” tanya Puan kepada kader yang disambut dengan teriakan semangat.

Menurut Puan, banyak yang harus dipersiapkan dan dipantau seluruh jajaran partai jelang Pemilu. Salah satuya adalah proses konsolidasi internal partai.

“Kemudian perlu diingat bahwa di pertengahan tahun 2023 itu sudah penetapan daftar pemilih tetap (DPT) dan menjelang akhir 2023 itu sudah daftar calon tetap (DCT) untuk legislatif,” jelas mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu.

Di kantor Banteng Wonogiri, Puan juga melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan kantor yang baru. Politisi jebolan Universitas Indonesia itu mengenang sejarah perjuangan partai yang didirikan kakeknya, Soekarno. Ia lalu mengingatkan pesan ibunya mengenai pentingnya menjadikan partai sebagai partai modern.

"Kalau saya ingat dulu sering menemani Ibu Mega ke mana-mana, datang ke kantor-kantor DPC kita itu dulu banyak yang kecil-kecil kantornya, ada di gang-gang kecil, kemudian becek-becek,” ingat Puan.

 

 

 

Karenanya Puan meminta seluruh kader Banteng untuk berbangga. Sebab saat ini kantor PDIP melimpah. Termasuk kantor perwakilan di daerah-daerah. Di samping itu, dia juga mengingatkan pengurus Banteng Wonogiri agar menjadikan kantor DPC sebagai rumah rakyat.

“Jadikan Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Wonogiri sebagai tempat yang rakyat bisa datang bercerita ke kita jika mereka memiliki masalah dan membutuhkan bantuan PDI Perjuangan,” tutup Puan yang juga mengakhiri kunker perdananya di Jateng.

Blusukan ke Pasar

Keesokannya Puan berkunjung ke Pasar Jungke, Karanganyar. Kedatangannya untuk menyapa warga dan berbelanja. Berangkat dari Solo, Puan tiba di Pasar Jungke sekitar pukul 09.45 WIB. Dia disambut Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto di depan pasar.

Puan Maharani blusuk ke Pasar Jungke, Karanganyar, Jateng [inakoran]

 

Tampak sejumlah kepala daerah turut mendampingi Puan. Beberapa di antaranya ialah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan Bupati Klaten Sri Mulyani. Masuk ke pasar, Puan menghampiri pedagang sembako. Dia menanyakan perubahan harga pangan selama Ramadan.

Kemudian dia masuk ke bagian los daging dan membeli daging sapi di lapak milik Tumiyatun sebanyak 5 kilogram. Tumiyatun pun sumringah.

"Tadi Bu Dewan, siapa namanya nggak tahu. Belanja daging 5 kilo, per kilogram Rp 135 ribu, bayarnya Rp 800 ribu," pekik dia.

Kemudian politisi berusia 48 tahun itu berpindah ke pedagang bakso bernama Sri Rejeki. Sesuai namanya, Puan juga memberikam rizki lebih untuk Sri Rejeki.

"Ibu Dewan tadi beli bakso sapi 2 kg, bakso ayam 2 kg, per kilo Rp 40 ribu. Dikasih Rp 300 ribu, mau saya kembalikan sisanya tidak boleh," ujar dia.

Melihat dialog antara Puan dan pedagang, pengunjung pasar pun antusias. Mereka berbondong-bondong mendekati Puan dengan radius yang telah ditentukan protokoler. Apalagi di samping Puan, Gibran setia menemani. Teriakan ingin berkenalan dengan Puan dan Gibran dari setiap sudut pasar mudah didengar.

Usai belanja, akhirnya hasrat pedagang dan pembeli yang didominasi emak-emak terobati. Puan dan Gibran jadi bulan-bulanan swafoto para emak-emak. Selesai main ke pasar, Puan dan Gibran yang masih berada di mobil sama guna bertolak ke Kantor DPC PDIP Karanganyar. Antusiasmenya tak jauh berbeda seperti di PDIP Wonogiri.

Bedanya, di sini Puan kepada awak media mau mereview soal harga komoditi pangan. Terutama minyak goreng. "Di pasar, tadi cek harga minyak, ternyata harga minyak masih mahal tapi barangnya ada," cetus dia.

Menurutnya, kenaikan harga menjelang Lebaran adalah hal yang selalu terjadi. Antara lain ialah harga daging sapi yang naik hingga Rp 15 ribu, sehingga kini harga jualnya menjadi Rp 135 ribu per kg. Selain harga daging, harga teh dan kopi pun ikut naik. Puan menyebut kenaikan harga ini dipengaruhi dengan naiknya PPN.

Peresmian Objek Wisata

Pada agenda terakhirnya di Jateng, Puan bergerak ke Sragen. Tujuannya untuk meresmikan penataan kawasan objek wisata New Kemukus. Puan yang masih ditemani Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ini tiba pukul 13.20. Puan bersama rombongan berjalan ke mading yang memamerkan seluruh area Kemukus. Di sini, Puan menyimak pemaparan dari operator pembangunan The New Kemukus.

Puan Maharani meresmikan Objek Wisata The New Kemukus dan dampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Bupati Sragen, Jateng [inakoran] 

 

Dalam sambutannya di acara peresmian itu, Puan mengharapkan  agar kawasan wisata Gunung Kemukus bisa menjadi ikon baru destinasi pariwisata di Kabupaten Sragen setelah dilakukan penataan. Dengan demikian, citra baru kawasan Gunung Kemukus sebagai wisata religi dan wisata keluarga  diharapkan dapat mendorong berkembangnya perekonomian kawasan setempat.

"Setiap wilayah pasti memiliki ikon wisata. Saya berharap dengan penataan yang sudah cantik ini dapat mengubah image Gunung Kemukus yang sebelumnya, menjadi lebih baik dan membawa berkah bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat sekitarnya," kata Puan Maharani.

Namun kali ini ada hal yang menarik yaitu di tengah Puan asyik meninjau kawasan wisata itu, tiba-tiba Puan langsung diteriaki oleh salah satu warga 'Puan Presiden'. "Hidup mbak Puan, Mbak Puan presiden," teriak salah seorang warga yang bernama Suwandi.

Kawasan Wisata The New Kemukus di bawah kaki Gunung Kemukus, Sragen, Jateng [inakoran]

 

Usai berteriak 'Puan Presiden', Suwandi langsung dibawa oleh seorang petugas pengamanan untuk menjauhi lokasi Puan. Teriakan itu diakui Suwandi sebagai bentuk dukungannya terhadap putri Megawati Soekarno Putri itu. Menurutnya, Puan layak untuk meneruskan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

 "Saya mendukung Mba Puan untuk menjadi Presiden," terang Suwandi.

Untungnya fokus Puan tidak terbelah. Dia tetap fokus menyimak dan meneruskan tugasnya meresmikan objek wisata The Kemukus yang bersebelah dengan Waduk Kedung Ombo yang melengenda.

 

 

 

 

KOMENTAR