Presiden Dewan Eropa Tuduh Trump Sebarkan Berita Palsu

Washington, Inako – 

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, menuduh Presiden Amerika Serikta (AS) Donald Trump menyebarkan berita palsu (fake news) dengan mengatakan bahwa Uni Eropa telah melakukan hal-hal yang tidak sehat dalam dunia perdagangan dengan Amerika Serikat.

Dalam pernyataannya, Trump menuduh Uni Eropa (UE) sebagai musuh Amerika Serikat (AS) atas apa yang dilakukan kelompok negara itu terhadap Washington dalam perdagangan.

"Ya, saya pikir kami memiliki banyak musuh. Sekarang Anda tidak akan memikirkan Uni Eropa, tetapi mereka musuh," kata Donald Trump saat ditanya siapa musuh terbesar AS secara global dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di program "Face the Nation" CBS pada hari Minggu waktu AS.

Menurut Trump, Uni Eropa terkesan memanfaatkan Amerika Serikat dalam perdagangan, walau Trump mengklarifikasi bahwa memanfaatkan, tentu tidak selalu bermakna negatif.

"UE telah benar-benar memanfaatkan kami dalam perdagangan, meskipun ini tidak berarti bahwa mereka buruk," ujar Trump.

Menurut Trump, Rusia dan China adalah musuh Amerika dalam beberapa hal, dan yang dia maksudkan adalah musuh dalam arti sebagai competitor atau pesaing.

"Rusia adalah musuh dalam hal-hal tertentu. China adalah musuh ekonomi, tentu saja; mereka adalah musuh. Tapi itu tidak berarti mereka buruk. Itu tidak berarti apa-apa. Itu artinya mereka kompetitif," imbuh Trump, yang dilansir Senin (16/7/2018).

Pemimpin Amerika Serikat ini juga mengeluhkan nasib Jerman yang dia sebut telah bergantung pada pasokan gas Rusia, di mana Berlin membayar "miliaran" kepada Moskow.

Menanggapi pernyataan Trump, Tusk mengatakan bahwa Uni Eropa dan AS adalah teman baik.

"Siapa pun yang mengatakan kami musuh, menyebarkan berita palsu," kata Tusk, yang juga mantan perdana menteri Polandia, di Twitter.

AS telah mengenakan tarif tinggi pada perdagangan baja dan aluminium terhadap Uni Eropa dan sekutu lainnya. Tindakan ini telah memicu pembalasan.

Perang dagang juga sedang berlangsung dengan China setelah AS menerapkan tarif untuk apa yang disebut praktik perdagangan tidak adil oleh Beijing.