Proyeksi Kinerja Emiten Telkom Indonesia: Alami Peningkatan di Akhir Tahun

Sifi Masdi

Friday, 18-10-2024 | 10:58 am

MDN
Pergerakan Saham TLKM dalam perdagangan Jumat (18//10/2024) [inakoran]


 

Jakarta, Inakoran

Kinerja PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) diproyeksikan mengalami peningkatan di tahun depan, didorong oleh perubahan kebijakan pemerintah yang baru. Namun, dalam jangka pendek, Telkom masih menghadapi berbagai tantangan yang berpotensi menekan laba perusahaan hingga akhir tahun 2024. Beberapa analis memberikan pandangan yang beragam terkait prospek emiten pelat merah ini, mencerminkan harapan dan tantangan yang dihadapi Telkom dalam waktu dekat.

 

Menurut Muhammad Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, kinerja Telkom di kuartal ketiga tahun ini mungkin masih akan menunjukkan pertumbuhan pada sisi pendapatan. Namun, laba bersih perusahaan diproyeksikan akan menghadapi tekanan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan biaya operasional (operating expenses) di kuartal pertama dan kedua yang telah mempengaruhi profitabilitas.

 

Selain itu, kerugian investasi di GOTO (GoTo Gojek Tokopedia) juga menjadi salah satu faktor penekan. Meskipun kerugian ini bersifat unrealized loss atau belum terealisasi, dampaknya tetap menjadi tantangan besar bagi Telkom. Nafan menyatakan bahwa tekanan pada laba ini menjadi perhatian utama hingga akhir tahun.

 


 

BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan di Akhir Pekan: Jumat, 18 Oktober 2024

Bitcoin Hampir Tembus US$ 70.000: Donald Trump akan Ubah Regulasi Kripto

Harga Emas Batangan Terbang ke Langit Biru

 


 

Hal serupa juga diungkapkan oleh Sukarno Alatas, Head of Equity Research di Kiwoom Sekuritas Indonesia, yang memproyeksikan bahwa pertumbuhan kinerja Telkom di akhir tahun hanya akan terbatas. Meski demikian, ia mencatat adanya potensi rebound dalam investasi Telkom di GOTO. Harga saham GOTO yang sebelumnya ditutup pada Rp 50 di kuartal II 2024, kini telah naik menjadi Rp 67, mencerminkan adanya sentimen yang lebih positif bagi Telkom.

 

Tantangan Kinerja Keuangan

Meskipun terdapat potensi rebound dari investasi di GOTO, kinerja keuangan TLKM masih menghadapi tantangan. Berdasarkan laporan kinerja semester pertama 2024, pendapatan Telkom hanya tumbuh sekitar 2% secara tahunan (YoY), sementara laba bersih perusahaan turun sebesar -2,5% YoY. Dengan demikian, meskipun harga saham mungkin bergerak naik, bottom line atau laba bersih Telkom tetap berada di bawah tekanan.

 

Namun, ada beberapa katalis positif yang dapat membantu Telkom memperbaiki kinerjanya. Salah satunya adalah penurunan tren suku bunga yang berpotensi mengurangi beban pembiayaan perusahaan. Dengan suku bunga yang lebih rendah, margin keuntungan Telkom bisa meningkat, terutama dalam konteks pembiayaan jangka panjang.

 

Selain itu, aksi window dressing di akhir tahun—strategi yang sering dilakukan investor untuk memperbaiki portofolio saham menjelang penutupan tahun—juga dapat memberikan dorongan bagi harga saham TLKM. Hal ini bisa memberikan peluang bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum penguatan saham di akhir tahun.

 

Selain faktor internal, kebijakan pemerintah baru juga diproyeksikan akan memberikan dampak positif bagi Telkom. Menurut Niko Margonis, Analis dari BRI Danareksa, kebijakan seperti pengurangan pungutan CPO, program makanan gratis, serta program pemeriksaan kesehatan akan berfungsi sebagai katalisator pemulihan bagi emiten pelat merah ini. Telkomsel, sebagai anak perusahaan Telkom, berencana memanfaatkan kebijakan ini untuk memperbaiki kinerja bisnisnya.

 

Salah satu strategi Telkomsel adalah menaikkan harga layanan setelah pasar terbebas dari hambatan yang disebabkan oleh regulasi paket perdana. Niko menjelaskan bahwa Telkomsel juga tengah fokus mengonsolidasikan penawaran layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sehingga pelanggan dapat mengatur penggunaan internet secara lebih efisien. Langkah ini diyakini akan meningkatkan daya saing Telkomsel di pasar.

 

Lebih jauh, Telkomsel terus memimpin di pasar mobile dengan pangsa pasar mencapai 50%, serta memiliki pangsa 60-70% di layanan fixed broadband subscription. Dominasi ini memberikan Telkom keunggulan kompetitif, terutama dalam jangka panjang, saat perusahaan mulai memaksimalkan potensi peningkatan average revenue per user (ARPU) dan average revenue per account (ARPA) di tahun 2025.

 

Melihat strategi jangka panjang yang diterapkan Telkomsel, seperti efisiensi pengeluaran modal dan peningkatan kesehatan finansial, ada optimisme bahwa kinerja perusahaan dapat pulih dan bertumbuh di masa mendatang. Niko Margonis memproyeksikan bahwa inisiatif-inisiatif yang dilakukan Telkomsel, jika berjalan sesuai rencana, akan memperkuat daya saing dan memberikan kontribusi positif pada kinerja Telkom secara keseluruhan mulai akhir 2024.

 

KOMENTAR